Dengan cepat, Leo meninggalkan mereka, meninggalkan masa lampau di belakangnya. Ia terus berjalan, menyusuri sungai dengan lukisan Lisa di antara ibu jari dan telunjuknya. Suara gemuruh semakin besar. Tapi kali ini tidak datang dari perutnya, melainkan dari langit. Seolah mendengar kata hatinya, awan bergumul meledakkan petir, sementara tetesan hujan mulai turun. Satu-persatu butiran mengenai lukisan Lisa, membasahi tiap bagian dari gambar anak perempuan itu yang kini telah bernyawa.
Hujan semakin deras, menyapu bersih setiap guratan di lukisan itu, menghilangkan tulisan 'Lisa Tersayang' dari kanvas usang Leo.
TAMAT
"Maafkan orang lain yang telah menyakitimu. Apa yang mereka lakukan sudah lewat. Yang mengganggu hari ini adalah perasaanmu saat ini yang berasal dari beban masa lalu. Lepaskan." - Chetan Bhagat
NOTE: Cerpen ini hasil kolaborasi aku dan putriku, Sasha Q (20 th).Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H