Mohon tunggu...
Ahmad Maulana S
Ahmad Maulana S Mohon Tunggu... Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan -

Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan // Penikmat kutak-katik kata yang gemar mengembara dari satu bait ke larik yang lainnya // Cuma seseorang yang ingin menjadi tua tanpa rasa bosan, setelah sebelumnya beranak-pinak seperti marmut atau cecurut // Salam hangat persahabatan...^_

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Dongeng untuk Ahok: Jangan Bawa-bawa Agama, Bro!

23 April 2016   22:10 Diperbarui: 24 April 2016   03:36 1150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Lha terus kudune yoopo, Nus?” tanyaku sambil senyum-senyum geli akan semangat sosok ghoib yang satu ini.

“Yo iku mau, kekenthiran nasional iku kudu segera disembuhkan sehingga menjadi sebuah Kewarasan Nasional. Terserah bagaimana Sampeyan mengartikannya, Bay!”

Tanpa sadar kami berdua telah menjadi tontonan orang. Dan sebelum ANhus kembali ndleming, kutarik dia masuk ke angkot 08 jurusan Kota.

“Koon ngangkot, Bay? Penasehat Presiden? Masa jab…”

Segera kubekap ANhus agar informasi tak bocor seperti kasus intel kemarin yang kenthir memposting jabatan intelnya di akun sosial. Benar-benar lambe yang gemar njeplak tanpa lihat kiri-kanan, gerutuku dalam hati.

“Orang miskin harus tahu diri, jangan belagu!” kukutip judul postingan perlit Ayahanda Tjiptadinata Effendi teranyar buat ANhus sambil menekan sederet tombol di hape.

“Halo, Pebrianov, Kau ganti kelaminlah segera jadi penulis fiksi, masa depanmu cerah di sana. Terutama mengingat Kau tak butuh menjual karya demi selesap asap dapur, hingga menjadikan karyamu 'penuh gigi' dan tak muat lagi untuk dikunyah2 si ompong ini... ^_”

Kembali sederet angka kupencet. Sebuah suara serak-serak bikin eneg terdengar menyahut.

“Mbah Peyang, kita ketemu di Rumah Abu Hoa Kiauw Kung Hwee depan Stasiun Kota. Ajak juga juragan keris plus-plus Jati King of Habul dan kakak kelasnya yang betah banget di Jerman ngulas liga bundles itu. Juga MJK yang kini asyik meracik gabungan segala penampakan fiksi di k dengan amat seru. Saya agak khawatir beliyo terpengaruh aura ngocolnya Ando Ajo yang ngeberanakin Istana Langit Timur itu… ”

“Halo, Sol, kebeneran saya butuh pakar mantan buat urusan penting nih, jangan lupa ajak Aji yang kabarnya pernah dendam cinta membara ditolak ukhti jama’ah itu, yah... Salah dia kenapa ga konsultasi sama Gatot Swandito. Kan apa-apa dah ada pakarnya… :P ”

Khusus untuk Desol, kusebut nama tempat pertemuan tadi dengan sebutan yang berbeda dengan lating kawak sebelumnya, yaitu Rumah Abu Setia Budi Dharma. Karena jika nama lamanya yang kusebut, aku khawatir penulis sadis ini tak paham.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun