Kami makan dengan amat lahap. Walaupun yang kami makan adalah makanan sisa, namun bagi kami tetap merupakan makanan paling nikmat yang pernah ada di dunia.
Dalam kenyang yang sangat kami terlelap, tanpa rasa lapar seperti biasa yang selalu menemani saat menjelang tidur… (Bersambung).
Â
lalu kami menguap juga, membumi
dan benih-benih muda segar menyembul
malu, walau tak ragu
menggantikan
bersama senandung pagi hari
terus berulang
(‘Simfoni yang Tak Pernah Usai’ dalam ‘Di Bawah Kibaran Dosa’)
Â