Mohon tunggu...
Ahmad Maulana S
Ahmad Maulana S Mohon Tunggu... Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan -

Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan // Penikmat kutak-katik kata yang gemar mengembara dari satu bait ke larik yang lainnya // Cuma seseorang yang ingin menjadi tua tanpa rasa bosan, setelah sebelumnya beranak-pinak seperti marmut atau cecurut // Salam hangat persahabatan...^_

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Dongeng untuk Jokowi #3: Ini Bukan Hanya Tentang Papua, Pak

28 Desember 2015   05:14 Diperbarui: 29 Desember 2015   06:29 1473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Tulisan yang baik itu, Bapak Penasehat Kepresidenan, harus mampu membangkitkan pembacanya dengan harapan-harapan, dan bukannya justru membunuh mereka dengan hanya berfokus pada masalah, perbedaan atau sekedar berisi tentang ujaran kebencian.”

Aku terdiam. Bagaimana mungkin aku menulis yang indah-indah, sementara kenyataan di luar sana, bahkan jauh lebih tragis dibanding yang sempat kucatat? (Ditulis untuk menemani hari terakhir kunjungan Jokowi Sang Presiden, nun di Kupang sana…^_)

***

Cerita sebelumnya:

Dan di sinilah sekarang aku berada, memandangi hamparan salah satu tanah tersubur yang ada di negeriku dari balik lebat hutan pedalaman Papua, yang tentu saja belum pernah sekalipun mencicipi modernisasi.

Keningku sedikit mengernyit melihat pemukiman suku paling terasing yang baru ditemukan keberadaanya tiga puluh tahun lalu ini, yang kutaksir berada pada pucuk pepohonan lima puluh hingga seratus meter… dari permukaan tanah!

Kutatap agen penghubungku dengan penuh tanya. Laporan apa yang baiknya kubuat untuk Presiden, tentang komunitas suku, yang bahkan tidak mengenakan koteka ini? (#2 Dongeng untuk Jokowi).

***

tak perlu berguru puisi jika cuma untuk mengerti

bendera negeri sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun