“Karena merasa bersalah, ibu jari kembali menempel ke tangan si pemuda.” jawab Ki Plenyun.
“Tapi si pemuda yang telah kehilangan seluruh anggota jemarinya, tak dapat lagi membuat postingan di Kompasiana. Akhirnya dia lebih memilih untuk selalu meng-klik vote ‘tobat’ di lapak Kompasianer yang lain, karena dia merasa hal itu jauh lebih menyelamatkannya dari dosa ketimbang ketika jarinya lengkap, dia justru menggunakannya untuk mengetik postingan maksiat, artikel penuh hujat, serta komentar yang menandakan pikiran cupat dan otak penuh karat…” wejang Ki Plenyun kepada Ben, yang sekaligus juga menyentil telinga penulis fikber ini serta pembacanya, membuat suasana rumah Ki Plenyun serasa langsung lebih sepi nyenyet dibanding kuburan.
Belum lagi Ben merasa lega, ketika Ki Plenyun kembali melanjutkan ceritanya.
“Sayangnya, versi pertama kisah ibu jari tersebut ternyata cuma hoax semata, karena sebenarnya sang ibu jari tak pernah kembali ke tangan si pemuda, melainkan terus bergentayangan dan banyak memakan korban, hingga penduduk lebih mengenalnya sebagai: Jempol Setan.”
***
Jempol Setan, Waktu Indonesia Bagian WC.
Pukul dua dinihari, Ben terbangun karena perutnya sakit. Terbungkuk-bungkuk dia berlari menuju WC, dengan kedua tangan memegangi perutnya yang melilit tak karuan.
Pasti karena nyigit cabe rawit waktu makan malam tadi, pikir Ben, sambil lebih bergegas ke WC. Dan tanpa ba-bi-bu segala macam, dia langsung mengunci pintu WC serta memulai ritual pembersihan perut dengan amat serius dan penuh konsentrasi.
Tapi baru saja Ben melakukan pengeboman gelombang pertama, ketika mendadak pintu WC dijebol dari arah luar hingga pecah berlubang di bagian tengah.
Dengan amat kaget Ben menoleh ke arah pintu. Namun pemandangan yang ada di hadapannya hampir saja Ben pingsan, karena dari lubang jebolan pintu, entah dari mana datangnya, tahu-tahu muncul jempol raksasa sebesar batang kelapa. Jempol yang penuh bulu serta bertaring, yang menyeringai kepadanya sambil tak berhenti meneteskan darah dari sela-sela taringnya.
“ROOAARRRRGGGHHH!!!” geram si jempol setan sambil maju secara perlahan, siap mencabik tubuh Ben yang terjengkang di atas WC.