Buku ini (rangkaian posting ini rencana awalnya akan diterbitkan dalam bentuk buku sebagai Kado Ulang Tahun Kedua, tapi tidak jadi, Red) saya buat bukan sebagai buku sakti atau sesuatu yang bisa memancing inspirasi. Hanya seonggok kalimat yang saya berharap ada satu-dua huruf yang bukan sampah di dalamnya. Diterbitkan semata-mata untuk mengenang sosok-sosok hebat yang pernah ada dan sempat begitu berarti dalam hidup saya. Dan terutama sekali, membuat saya mengenal diri sendiri untuk yang pertama kalinya, secara utuh. Tentu saja setelah sebelumnya, dengan sangat tertekan, saya lucuti semua cangkang dan selubung yang selama ini membelenggu.
Dan buku ini tak akan pernah mendapatkan bentuk yang paling lengkap dan idealnya tanpa ritual wajib seperti yang pernah dilakukan dulu, yaitu dengan membubuhkan ‘Komentar Setengah Pakar’ pada cover belakangnya. Dan seperti biasa, Dian menjadi yang pertama mencoretkannya. Setelah ini mungkin akan saya dapati komentar sarkas dari Gimbal, atau kata-kata ketus dari Si Eksentrik yang, meminjam istilah dia sendiri, “Ada orang-orang yang memang sudah takdirnya tidak pernah bisa sepaham, Na, hohoho...” atau kalimat-kalimat aneh lainnya yang entah ditulis oleh siapa, yang saya yakin dapat diredam oleh komentar sejuk dari Dijey. Walau tak menutup kemungkinan hanya caci-maki dan sumpah-serapahlah yang akan saya dapatkan dalam ruang komentar ini. Atau justru tak ada yang menuliskannya sama sekali. Who knows...? ^_
Dalam dunia data ini pula saya berharap Mulan menerima pesan singkat saya, karena saya, ternyata -dan anehnya- masih memiliki beberapa pertanyaan yang membutuhkan jawabannya. Pentingkah...? Hanya Mulan yang bisa menilainya.
Saya adalah Bay. Seorang gelandangan yang pernah menjadi aktor intelektual yang tidak intelek dengan sangat meyakinkan. Seekor kucing hutan yang senang ber-harajuku dan bermain tambal sulam kehidupan. Seonggok sampah waktu, yang memutuskan untuk tak lagi terus berlari...
ada yang telah memaafkanku: diriku
aku ada, tapi siapakah aku dalam hidupku
sebab aku tanpa aku tak lagi aku...
(‘Aku’ dalam Di Bawah Kibaran Dosa).