“Kau yakin dengan pilihan hujanmu saat ini?” raguku.
“Aku tak tahu, Bay. Barangkali dia memang belum hujan. Dan barangkali pula, dia tak lebih dari sepercik gerimis, yang tak akan pernah mampu menjelma hujan.”
***
Pagi yang basah. Dari sudut teras kulihat air mulai menggenang di beberapa tempat. Semoga hujan kali ini tak membawa banjir, doaku.
Ada pesan masuk. Dari Rin.
“Kami berselisih paham, Bay.”
Belum sempat kujawab ketika sebuah pesan kembali menyusul.
“Aku cuti minggu ini. Mungkin malam nanti sudah tiba di tempatmu.”
Kuteguk kopi hitam di cangkir. Agak masam. Kabarnya rasa kopi asli Banyuwangi memang seperti ini.
Kupikir ini cuma kesalahan pengolahan. Barangkali penyimpanan biji kopinya yang terlalu gegas, penjemurannya yang kurang kering, atau bisa jadi, proses pengosengannya menggunakan api teramat lilin, hanya demi meratanya hitam tanpa hangus, mengakibatkan tak sempurnanya pelepasan kandungan asam yang ada di setiap bijinya.