terperosok lebih dalam, lebih hina
Â
lembut angin pagi, membuai
mengusap tubuhku yang penuh luka
Â
dalam perih asaku yang semakin getir
kulihat cahaya terang-benderang
dari gunung dari langit dari
laut, dari atap rumahku
Â
silau, kupejamkan mata
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!