Ia akan terbang ke langit tinggi
Lalu, ia membebani awan, ditambah lagi tetes-tetes air mata sepertiga malam
Awan semakin kelam, lalu menjadi rindu
; turun di hatiku sebagai hujan...."
Green Hill, 10/04/2015
Â
Atu juga puisi buatan kompasianer lainnya yang berjudul 'Karena Kasihnya Tak Berbilang', yang pernah diposting di Kompasiana pada link 'yang ini', yang, eh… ternyata punya saya sendiri…*Terkekeh-kekeh
Â
kami tenggelam
dalam lautan dosa yang sama
berusaha terapung
walau buih nikmat dosa
terus memercik
walau selalu ada buih baru
yang memercik lebih deras
namun kami tetap terapung
walau ol...
Mirip puisi? Tidak. Karena di sana masih terlihat jelas point of view-nya. Bukan tulisan yang mendongeng sendiri tanpa perlu campur tangan penulis dan juga pembacanya. Juga petikan puisi ‘Masih saja tentang Hujan’ yang lahir buah konsultasi teman wanita jarak jauh atas kisah cintanya berikut ini, yang meminjam sedikit gaya liris puitisnya Sutardji, yang pernah menjadi HL di link ‘yang ini’.
Â