Mohon tunggu...
Ahmad Maulana S
Ahmad Maulana S Mohon Tunggu... Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan -

Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan // Penikmat kutak-katik kata yang gemar mengembara dari satu bait ke larik yang lainnya // Cuma seseorang yang ingin menjadi tua tanpa rasa bosan, setelah sebelumnya beranak-pinak seperti marmut atau cecurut // Salam hangat persahabatan...^_

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bersama Teman yang Tepat, Kita Bisa Melakukan Apapun dan Menjadi Siapapun

11 Juli 2015   03:43 Diperbarui: 11 Juli 2015   03:43 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasa nyaman dan kepercayaan. Alangkah hebatnya pengaruh dari dua kata sederhana itu! Yang dengan segala keterbatasan yang saya punya, tetap mampu untuk menjadikan saya seakan-akan memiliki begitu banyak keluarga, dan pada suatu titik merasa betapa dunia telah berada di dalam genggam tangan saya bersama mereka. Dua kata yang terlalu sering menjelma tiket emas dalam hidup dan bisnis saya di masa mendatang. Dua kata yang kadang-kadang menjadi begitu sulit untuk saya jaga, terutama saat hidup benar-benar terasa berat dan menekan, yang membuat saya harus berjumpalitan mati-matian untuk mempertahankannya. Walau seringkali saya merasa begitu tergoda untuk mengabaikannya serta menggadaikannya. Dua kata, yang selalu membuat saya mampu untuk hidup lagi... setelah kematian yang berkali-kali menghampiri…!!!

Dengan dua kata itu pulalah saya bangun semua bisnis saya kemudian, tanpa uang dan teknologi yang rumit dan berbelit-belit sama sekali, melainkan benar-benar hanya bermodalkan kertas dan pulpen saja.

Pada titik itulah untuk pertama kalinya saya merasa sudah tidak lagi menjadi teman bagi mereka. Tak ada sikap saling menghargai apalagi saling memahami. Saya benar-benar bebas untuk berlaku dan bersikap apa saja yang saya mau terhadap mereka, tanpa perlu direpoti dengan segala macam adat-istiadat yang terkesan amat kaku dan menjemukan.

Lantas berakhirkah hubungan pertemanan saya? Justru sebaliknya. Sebab saling pengertian yang terjalin telah membuat mereka melakukan hal yang sama pula terhadap saya!

Dari teman tim yang baik tersebut saya banyak belajar. Tentang kehidupan, juga tentang cara memaknai hidup itu sendiri. Walau saya tahu banyak dari pelajaran tersebut yang tak saya selesaikan dengan sempurna.

Dari mereka pula saya terus banyak belajar, bahkan setelah sekian waktu lamanya kami sudah tidak lagi bersama. Tentang ketulusan. Juga tentang cinta, yang tentu saja dalam perspektif yang amat berbeda.

Masih terasa segar dalam ingatan saya tentang Si Aris yang gemar menggedor kamar dan mengganggu tidur saya, cuma demi mengajak makan enak bareng. Walau dia juga tidak pernah mengembalikan kaset Dewa 19 milik saya yang merupakan hadiah sakral dari seseorang.

Atau tentang Jati yang berkali-kali ‘terlibat secara kebetulan’ dalam momen-momen penting hidup saya. Membantu meminjami biaya kursus agar lulus SBMPTN dan menemani saya ‘naik taksi itu’.

Tege dan juga Gimbal yang walaupun acapkali menjadi teman yang sangat abnormal, namun jelas pernah membuat hidup saya amat berwarna.

Chia sempat memegang rekor sebagai teman terhebat yang saya kenal, juga Selvi yang pernah memberi ‘pertolongan kecil tak terlupakan’ kepada saya, yang kabarnya kini tengah sibuk pasca didapuk menjadi Bu Dosen di Universitas Pelita Harapan. Sementara Dian sering membuat saya menghindar karena memiliki jenis mata yang mampu membaca –atau mungkin juga cuma menduga- orang hanya dengan melihat, dengan capcai lezatnya yang saya cicipi waktu OSPEK UI.

Tari yang entah kenapa memberi sepatu buat saya, yang jelas lebih saya hargai karena tulusnya dan bukan mereknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun