Mohon tunggu...
Ahmad Bakir
Ahmad Bakir Mohon Tunggu... Petani - Petani asal berkah, jangan praktek RIBA...!!!

Bukan siapa siapa...oreng taneh. paham Agama katanya tapi rambu rambu agama di srobot, paham hukum katanya tapi hukum dilanggar.!! Lawakan bukan...!!?? Mahasiswa katanya tapi tak ada gerak jika ada masalah menyangkut rakyat banyak. Alumni IAIN Jember 2015-2019

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kematian KPK yang Dipaksakan!

18 September 2019   10:41 Diperbarui: 18 September 2019   11:18 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KPK tetaplah anak kandung reformasi yang bertahun-tahun bersama rakyat ini.

Para pendiri bangsa menguatkan persatuan dalam memusnahkan kecurangan 

Elit sekarang malah melemahkan dengan dalih keadilan
Pemberantasan korupsi dilumpuhkan
Untuk tidak bisa mengawasi hak rakyat yang dimandatkan


Laa ilaha illallahu, Laa ilaha illallahu


Mengapa engkau tega meluluh lantakan kewajibnku, untuk mengawasi hak bangsaku yang dimandatkan kepadaku
Apasalahku sehingga kau tega memutus nadiku, secara perlahan untuk tidak mengawasi hak bangsaku

Aku tak menyangka dan tak menduga kau setega ini mencabut ruhku yang masih kuperjuangkan untuk kepentingan bangsa dan negara
Apa karna aku menjalankan hak dan kwajiban sebagaimana mestinya, sehingga kau tega melakukan dengan sadisnya.

Hidupku hanya kupersembahkan buat bangsa dan negriku
Mengapa  kebaikanku di anggap ancaman bagi para elit negriku

Rakyat butuh kejujuran dan integritas para elit negri, bukan mendzolimi untuk kepentingan pribadi
Kau tega menghianati bangsamu sendiri, menghabisiku demi kepuasan di semesta ini, sehingga kau lupa ada kehidupan abadi setelah ke hidupan ini

Begitu Tega Sekali....!

Kau siapkan kain kematianku mengiringi kepergian ini, dengan dalih keadilan kau Ucapkan berkali kali, sehingga aku musnah tak lagi bisa mengabdikan hidupku, untuk bangsaku, negaraku,yang kian hari memprihatinkan ini

Tak ada yang membelaku lagi, mahasiswa taklagi seperti yang dulu, tiap malam berdiskusi hingga pagi, namun hasil tak diimplementasi,hingga sibuk dengan kepentingan pribadi
Hingga aku mati tak ada yang perduli, tidak sadar bahwa hak rakyat untuk diawasi sedang di persepersekusi 

BIARKAN AKU PERGI,JIKA KEBAIKAN TAK DIPERKENANKAN MENGABDI LAGI.

SELAMAT TINGGAL DEMOKRASI YANG PENUH DRAMATIS INI......


#Savekpk

#kematiayangdipaksakan

@bakir_ahmad.Mdr

Jember,18 September 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun