Kebudayaan mestinya berdiri sendiri, karena kebudayaan adalah induk dari pendidikan//Â Ahmad Syaihu
Pertanyaan mengenai apakah Kementerian Kebudayaan sebaiknya berdiri terpisah dari Kementerian Pendidikan adalah isu yang mendalam, yang perlu diperdebatkan dan direfleksikan secara serius. Isu ini memiliki dampak yang signifikan pada cara kita melestarikan, memajukan, dan mengintegrasikan budaya dalam pendidikan nasional.
Kementerian Kebudayaan yang terpisah memiliki potensi untuk menjadikan kemajuan budaya lebih nyata dan terfokus. Namun, kita perlu merinci beberapa aspek kunci yang harus diperhatikan untuk memahami implikasi dan dampaknya.
Kementerian Kebudayaan Akan Memajukan Kebudayaan Indonesia dengan cara :
Pertama, terpisahnya Kementerian Kebudayaan akan memberikan fokus yang lebih spesifik pada isu-isu budaya. Ini berarti, prioritas seperti melestarikan bahasa daerah, warisan budaya, seni tradisional, dan edukasi budaya dapat mendapatkan lebih banyak perhatian. Selain itu, Kementerian Kebudayaan yang terpisah dapat lebih mudah berkolaborasi dengan pemangku kepentingan budaya lainnya, termasuk seniman, budayawan, dan komunitas lokal.
Kedua, Kementerian Kebudayaan yang terpisah juga dapat memungkinkan pembuatan kebijakan yang lebih khusus dan fleksibel terkait dengan budaya. Ini berarti program-program pendidikan budaya, seperti memasukkan mata pelajaran seni dan budaya ke dalam kurikulum sekolah, dapat diterapkan secara lebih efektif dan tepat sasaran.
Mengenai sosok yang cocok sebagai Menteri Kebudayaan, sebaiknya adalah seseorang yang memiliki pengetahuan mendalam tentang budaya Indonesia, memiliki visi yang kuat untuk melestarikan dan memajukan budaya, serta kemampuan untuk memimpin transformasi yang dibutuhkan.
Tantangan Jika Kementerian Kebudayaan yang terpisah
Pertama adalah pembiayaan. Membangun dan menjalankan Kementerian tambahan akan memerlukan anggaran yang signifikan. Oleh karena itu, perlu ada perencanaan keuangan yang matang untuk memastikan Kementerian Kebudayaan dapat beroperasi secara efisien.
Kedua, koordinasi dengan Kementerian lainnya adalah aspek penting yang perlu dipertimbangkan. Banyak isu budaya tidak terbatas pada satu departemen atau Kementerian. Diperlukan kolaborasi yang kuat dengan Kementerian lainnya, seperti Pendidikan, Pariwisata, dan Pemuda dan Olahraga, untuk mencapai hasil yang maksimal.
Adapun target Kementerian Kebudayaan dapat mencakup beberapa aspek.Â
Pertama, mengintegrasikan budaya Indonesia ke dalam pendidikan nasional. Ini mencakup memasukkan mata pelajaran budaya, seni, dan sejarah lokal ke dalam kurikulum sekolah. Hal ini penting untuk memastikan generasi muda memahami dan menghargai budaya mereka.
Kedua, Kementerian Kebudayaan dapat memainkan peran penting dalam mendukung seniman dan pelestari budaya. Ini bisa melalui pemberian dana, pelatihan, serta promosi seni dan budaya Indonesia baik di dalam maupun di luar negeri.
Ketiga, Klaim hak kekayaan intelektual dan warisan budaya juga adalah langkah yang penting. Ini dapat melindungi budaya Indonesia dari praktik ilegal dan pemalsuan serta menghasilkan pendapatan dari warisan budaya yang unik.
Keempat, restorasi budaya klasik dapat menjadi bagian dari upaya Kementerian Kebudayaan. Ini bisa mencakup pemeliharaan situs sejarah, tradisi upacara adat, dan seni tradisional yang mulai terlupakan.
Kesimpulan
Dalam konteks ini, pendapat terkait perpisahan Kementerian Kebudayaan dari Kementerian Pendidikan menjadi relevan. Kementerian Kebudayaan yang berdiri sendiri akan dapat lebih fokus dan berperan aktif dalam melestarikan dan memajukan budaya Indonesia.Â
Namun, perlu menjadi perhatian bersama bahwa kerja sama dan kolaborasi dengan Kementerian lain adalah kunci untuk mencapai keberhasilan maksimal dalam memajukan budaya kita. Semoga langkah yang diambil, apapun itu, dapat membawa Indonesia menuju pemajuan budaya yang lebih nyata dan berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI