Selanjutnya menuju ke Stasiun Waru untuk menurunkan dan menaikkan penumpang, dilanjut ke Stasiun Wonokromo untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, dan akhirnya ke Stasiun Gubeng.
Insiden Kurang Menyenangkan di Stasiun Gubeng
Namun, ada satu insiden yang agak mengganggu selama perjalanan ini. Ketika saya tiba di Stasiun Gubeng, saya harus turun di Stasiun Pasar Turi.Â
Hal ini karena tidak ada pemberitahuan dari kereta atau petugas saat berhenti di Stasiun Gubeng.
Saya yang sedang asik membaca kompasiana lewat HP akhirnya tidak tahu bahwa Stasiun Gubeng sudah terlewati, kereta menuju Stasiun Pasar Turi, penulis akhirnya pasrah dan berhenti di Stasiun Pasar Turi Surabaya.
Setelah turun dan keluar dari Stasiun Pasar Turi penulis akhirnya harus naik Gojek dari Stasiun Pasar Turi ke Stasiun Gubeng untuk mengambil sepeda motor yang saya parkir di sana. Kejadian ini menciptakan sedikit ketidaknyamanan dan mengganggu pengalaman perjalanan saya.
Selain itu, satu hal yang saya perhatikan selama perjalanan ini adalah ketidakadaan tegur sapa dan senyum dari petugas KAI Commuter.
Mereka tampaknya kurang ramah dan tidak terlalu peduli dengan kenyamanan penumpang. Ini adalah aspek yang dapat ditingkatkan dalam layanan kereta api perkotaan ini.
Secara keseluruhan, perjalanan dengan KAI Commuter Sindro adalah pengalaman yang menarik dengan biaya yang sangat terjangkau.
Ini adalah pilihan transportasi yang baik untuk menjelajahi beberapa bagian Surabaya, Sidoarjo dan Kota Gresik tanpa harus terjebak dalam kemacetan lalu lintas.