Pengalaman perjalanan saya yang mencoba menggunakan KAI Commuter Sindro dari Stasiun Gubeng Surabaya menuju Sidoarjo pergi pulang  adalah pengalaman yang cukup menarik dan memberikan wawasan tentang sistem transportasi kereta api perkotaan di kawasan metropolitan Surabaya.
Kereta Api Commuter Sindro adalah kereta api yang melayani rute perjalanan dari Sidoarjo, Surabaya dan Gresik, dengan tiket yang sangat terjangkau, yaitu hanya Rp. 5.000, sekali jalan saya dapat menjelajahi beberapa bagian Surabaya dan Sidoarjo.
Hari Jumat, 1 September 2023, perjalanan dimulai dari Stasiun Gubeng, yang terletak di pusat kota Surabaya, tepat pukul 08.40 WIB. Stasiun ini merupakan salah satu stasiun kereta api terbesar di Surabaya selain Stasiun Pasar Turi Surabaya.
Stasiun Gubeng, Surabaya merupakan pusat transportasi yang sangat penting yang bisa menghubungkan penumpang baik ke arah Timur yaitu Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo, Jember dan Banyuwangi, maupun ke arah Barat dari Surabaya ke Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat  sampai di Jakarta.
Saya merasa antusias untuk memulai perjalanan dengan KAI Commuter Sindro, disamping bisa merasakan perjalanan pertama kali dengan KAI Commuter, juga bisa membuat tulisan tertang perjalanan ini sebagai pengalaman untuk dibagikan kepada siapa saja yang ingin menikmati perjalanan dengan KAI Commuter.
Kemudian, kami memasuki wilayah Sidoarjo, tepatnya di Kecamatan Waru. Kereta berhenti di Stasiun Waru untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Stasiun ini cukup ramai karena banyak penduduk setempat yang menggunakannya untuk berpergian ke Surabaya atau sebaliknya.
Stasiun ini juga merupakan akses yang nyaman ke berbagai pusat perbelanjaan dan bisnis di sekitarnya.
Setelah berhenti di Stasiun Waru, perjalanan dilanjutkan menuju Stasiun Sidoarjo, yang menjadi akhir perjalanan saya.Â
Stasiun Sidoarjo adalah stasiun yang cukup besar dan melayani sebagai penghubung antara Sidoarjo dengan Surabaya dan kota-kota lain di jawa Timur juga kota-kota besar di pulau Jawa. .
Stasiun ini memiliki fasilitas yang lengkap, termasuk tempat parkir, toilet, musholla, kedai makanan dan tempat penjualan tiket kereta api.
Sambil menunggu pemberangkatan selanjutnya ke Surabaya, saya memutuskan untuk mencari kuliner khas Sidoarjo, yaitu Lontong Kupang dan Sate Kerang.Â
Namun, karena masih pagi (sekitar pukul 09.30 WIB), beberapa tempat kuliner yang saya cari belum buka. Sebagai gantinya, saya menikmati Mie Ayam yang tersedia di salah satu warung yang buka pagi itu. Mie Ayam ini sangat lezat dan harganya sangat terjangkau, hanya Rp.10.000,.
Setelah makan, saya kembali ke dalam Stasiun Sidoarjo untuk melanjutkan perjalanan ke Surabaya.Â
Rute perjalanan dan stasiun pemberhentiannya sama seperti perjalanan sebelumnya, yaitu dari Stasiun Sidoarjo, menuju Stasiun Gedangan untuk menaikkan penumpang.
Selanjutnya menuju ke Stasiun Waru untuk menurunkan dan menaikkan penumpang, dilanjut ke Stasiun Wonokromo untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, dan akhirnya ke Stasiun Gubeng.
Insiden Kurang Menyenangkan di Stasiun Gubeng
Namun, ada satu insiden yang agak mengganggu selama perjalanan ini. Ketika saya tiba di Stasiun Gubeng, saya harus turun di Stasiun Pasar Turi.Â
Hal ini karena tidak ada pemberitahuan dari kereta atau petugas saat berhenti di Stasiun Gubeng.
Saya yang sedang asik membaca kompasiana lewat HP akhirnya tidak tahu bahwa Stasiun Gubeng sudah terlewati, kereta menuju Stasiun Pasar Turi, penulis akhirnya pasrah dan berhenti di Stasiun Pasar Turi Surabaya.
Setelah turun dan keluar dari Stasiun Pasar Turi penulis akhirnya harus naik Gojek dari Stasiun Pasar Turi ke Stasiun Gubeng untuk mengambil sepeda motor yang saya parkir di sana. Kejadian ini menciptakan sedikit ketidaknyamanan dan mengganggu pengalaman perjalanan saya.
Selain itu, satu hal yang saya perhatikan selama perjalanan ini adalah ketidakadaan tegur sapa dan senyum dari petugas KAI Commuter.
Mereka tampaknya kurang ramah dan tidak terlalu peduli dengan kenyamanan penumpang. Ini adalah aspek yang dapat ditingkatkan dalam layanan kereta api perkotaan ini.
Secara keseluruhan, perjalanan dengan KAI Commuter Sindro adalah pengalaman yang menarik dengan biaya yang sangat terjangkau.
Ini adalah pilihan transportasi yang baik untuk menjelajahi beberapa bagian Surabaya, Sidoarjo dan Kota Gresik tanpa harus terjebak dalam kemacetan lalu lintas.
Namun, penting untuk selalu memperhatikan pemberitahuan stasiun dan memastikan Anda turun di stasiun yang benar. Dengan perbaikan beberapa aspek layanan, pengalaman perjalanan dengan KAI Commuter dapat menjadi lebih baik lagi di masa depan
Beberapa Catatan dari Penulis tentang KA Commuter Sindro rute Sidoarjo, Surabaya, Gresik pergi pulang
Kelebihan :Â
1. Harga tiket murah
2. Jadwal keberangkatan tepat waktu
3. Waktu perjalanan cepat
4. Penumpang bisa memilih tempat duduk sesuai dengan keinginan karena tiketnya tidak bernomer
Kekurangan
1. Petugas kurang ramah, tiada salam, sapa dan senyum
2. Tidak ada pemberitahuan setiap berhenti di Stasiun
3. Bisa terjadi rebutan tempat duduk kalau penumpangnya melebihi kapasitas
4. Sandaran dan kursi tempat duduknya keras dan tidak bisa disetel, karena permanen tegak
Semoga ini menjadi perhatian PT. KAI untuk kebaikan di masa mendatang.
Salam KAI, 02 September 2023
Ahmad Syaihu mengabarkan untuk Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H