Selain tindakan pencegahan, penting untuk menciptakan alternatif positif bagi pelajar dan mahasiswa. Pengembangan kegiatan-kegiatan rekreasi, olahraga, seni, dan kegiatan sosial dapat mengalihkan perhatian mereka dari judi online.
Perguruan tinggi dan lembaga pendidikan juga dapat memberikan ruang aman bagi siswa untuk berbicara tentang stres, tekanan, dan masalah yang mereka hadapi.
Secara keseluruhan, mengatasi judi online di kalangan pelajar dan mahasiswa memerlukan kerja sama dari berbagai pihak. Edukasi, regulasi, komunikasi terbuka, serta pembentukan alternatif positif adalah langkah-langkah kunci dalam mengurangi dampak negatif fenomena ini.
Dengan pendekatan komprehensif, masyarakat dapat bekerja bersama untuk melindungi generasi muda dari godaan judi online dan memberikan mereka kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara positif
 8 Langkah Konkret Pencegahan Judi Olnine di Kalangan Pelajar dan Mahasiswa
Pencegahan judi online di kalangan pelajar dan mahasiswa memerlukan langkah-langkah konkret yang fokus pada pendidikan, kesadaran, dan pembentukan alternatif positif. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:
1. Pendidikan tentang Risiko dan Dampak Negatif: Institusi pendidikan seperti sekolah dan perguruan tinggi harus menyertakan materi edukatif tentang bahaya judi online dalam kurikulum. Ini dapat mencakup informasi tentang dampak buruk judi pada kesehatan mental, prestasi akademik, dan hubungan sosial. Pendidikan ini membantu siswa memahami risiko yang terlibat dan merangsang kesadaran tentang pentingnya menjauh dari judi online.
2. Kampanye Kesadaran: Kampanye sosial yang kuat melalui media sosial, poster, dan seminar dapat mengedukasi siswa tentang bahaya judi online. Kampanye ini harus menyoroti kisah nyata tentang individu yang terjebak dalam judi online dan mengalami dampak negatifnya.
Tujuannya adalah menciptakan pemahaman dan ketidaksetujuan terhadap praktik tersebut.
3. Keterlibatan Orangtua dan Keluarga: Orangtua memiliki peran penting dalam mengawasi dan memberikan pengawasan terhadap aktivitas online anak-anak mereka.