Berita duka kembali terlaporkan dari tanah suci, sejak hari pertama sampai hari ke-30 operasional haji 2023/1444 H, tercatat sudah 113 jemaah haji Indonesia telah wafat sebelum puncak ibadah haji yaitu Wukuf di Arofah Selasa, 27 Juni 2023.
Rincian jemaah haji yang wafat adalah per 22 Juni 2023 pukul 06.35 WAS adalah
- di Jeddah 3 jemaah
- di Madinah 38 jemaah
- di Makkah 72 jemaah
Rincian lainnya 60 jemaah lansia (di atas usia 65 tahun/ dan 53 jemaah non lansia (dibawah usia 65 tahun)
Menurut Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Subhan Cholid , seluruh jemaah yang wafat di tanah suci akan  mendapatkan hak-haknya sebagai berikut:
1. Mendapatkan pemakaman yang layak yaitu di Pemakaman Baqi bagi yang wafat di Madinah.
2. Untuk jemaah yang wafat di Makkah akan diusahakan dimakamkan di Ma'la kalau tidak memungkinkan ada pemakaman lain yang disiapkan
3. Jemaah yang wafat saat wukuf atau berada di Armuzna akan dimakamkan di Pemakaman Soraya dekat Jabal Rahmah
4. Yang wafat di Jeddah dimakamkan di pemakaman di Jeddah kebetulan namanya sama yaitu Soraya
5. Mendapatkan asuransi yang akan diterimakan ahli warisnya di tanah air.
6. Barang bawaan jemaah yang wafat juga akan diserahkan kepada keluarganya di tanah air.
Penyakit Jantung Mendominasi Penyebab Jemaah Meninggal di Tanah SuciÂ
Menurut dr. Edi Supriatna, Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, penyebab utama jemaah haji non-risti wafat adalah penyakit jantung (syok kardiogenik dan infark miokard).Â
Dan kebanyakan penyakit jantung itu sudah di bawah dari tanah air artinya mereka sudah punya riwayat penyakit jantung ketika berangkat, atau jemaah tidak menyadari bahwa dirinya terkena penyakit jantung
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah KKHIÂ Makkah, dr. Aditya mengatakan, syok kardiogenik adalah salah satu fase akhir dari serangan jantung yang ditandai dengan kurangnya perfusi atau aliran darah ke organ tubuh akibat menurunnya curah jantung.
"Syok kardiogenik tidak terjadi dengan serta merta, ada beberapa faktor pemicu, terutama pada jemaah haji dengan risiko tinggi," katanya.Â
Dokter Aditya mengatakan, faktor risiko tersebut antara lain penyumbatan pembuluh darah jantung, hipertensi yang tidak terkontrol, infeksi, dan perburukan dari Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) sebelumnya, hingga stres emosional.
Menyadari kondisi yang sedemikian maka, himbauan untuk seluruh jemaah haji khususnya yang berusia tua, punya riwayat penyakit jantung, juga penyakit bawaan sebaiknya menjaga kesehatan sampai puncak ibadah haji bisa dilaksanakan yaitu Wukuf, Armuzna, dan lempar jumrah 8-13 Dzulhijjah 1444 H.
Salam sehat, 22 Juni 2023
Ahmad Syaihu untuk KompasianaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H