Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - guru penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

suka membaca, menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Mata Uang Tunggal ASEAN Solusi Konektivitas Sistem Pembayaran

11 Mei 2023   09:33 Diperbarui: 11 Mei 2023   09:43 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mata uang tunggal ASEAN (foto : Good News from Indonesia.com)

Perekembangan dan kemajuan ekonomi di kawasan Asia Tenggara merupakan suatu keberhasilan kerjasama ekonomi dan keuangan di kawasan ASEAN.

Oleh karenanya perlu komitmen bersama seluruh negara ASEAN untuk tetap menjaga stabilitas keuangan dan neraca pembayaran demi kelancaran transaksi keuangan sebagai penopang utama perkembangan ekonomi kawasan.

Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN menegaskan kembali komitmen bersama untuk menjaga stabilitas keuangan dan memajukan integrasi keuangan terhadap prospek ekonomi yang tidak menentu (uncertain) yang dapat berdampak pada momentum pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN. 

Hal itu menjadi pesan utama yang disampaikan dalam Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN (AFMGM) yang diselenggarakan secara kolaboratif oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia pada 31 Maret 2023 di Nusa Dua, Bali.  

Pertemuan ini dihadiri oleh para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari sembilan negara ASEAN (Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam), serta perwakilan dari enam organisasi internasional, yaitu Asian Development Bank (ADB), ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), International Monetary Fund (IMF), Financial Supervisory Board (FSB), Bank for International Settlement (BIS) dan World Bank.

MENGHIDUPKAN KEMBALI WACANA MATA UANG TUNGGAL ASEAN

Keberhasilan Indonesia sebagai Presidensi G-20 dan penyelenggaraan KTT G-20 di Bali  dan kepercayaan ASEAN  kepada Indonesia sebaga Ketua ASEAN dan menjadi Keketuaan KTT ASEAN yang sekarang (9-11 Mei 2023) berlangsung di Labuhan Bajo, Maggarai Nusa Tenggara Timur, menjadi momentum untuk menghidupkan kembali wacana Mata Uang Tunggal ASEAN (ASEAN currency union) yang sudah digagas sejak lama, dan saat ini  sangat relevan mengingat negara-negara ASEAN sedang mengalami fluktuasi kurs dan menghadapi ancaman yang sama, potensi resesi 2023.

Selain itu, sejalan dengan konsep impossible trinity, salah satu pilihan kebijakan yang realistis bagi ASEAN adalah menjaga kestabilan nilai tukar dan kebebasan arus modal meskipun mengorbankan independensi kebijakan moneter masing-masing negara anggota.

Pengalaman Uni Eropa yang berhasil mewujudkan mata uang EURO bisa menjadi pengalaman yang bisa dipelajari, diadopsi dan ditindaklanjuti oleh para pengambil kebijakan ekonomi dan keuangan di negara-negara ASEAN.

Uni Eropa butuh wakru hampir 60 tahun sampai lahirnya EURO dan terintegrasinya ekonomi dalam bentuk curency union 

Pembentukan mata uang tunggal ASEAN memang sangat kompleks karena melibatkan 11 negara dengan tingkat perkembangan ekonomi yang timpang. Kondisi ini kontras dengan negara-negara EU yang dari segi perkembangan indikator ekonominya relatif sama, mulai dari inflasi, defisit fiskal, rasio utang, tingkat bunga, dan pengangguran.

Keuntungan Pembentukan Mata Uang Tunggal ASEAN Bagi Indonesia

Bila gagasan pembentukan Mata Uang Tunggal ASEAN terwujud maka ada beberapa keuntungan bagi Indonesia diantaranya :

1. Integrasi ekonomi yang lebih besar: Dengan berlakunya mata uang tunggal ASEAN, maka antar sesama negara ASEAN akan memantapkan integrasi ekonomi yang lebih besar, pergerakan barang, jasa dan modal makin lancar, investasi makin luas di seluruh wilayah, karena kendala alat pembayaran sudah tidak ada lagi. 

2. Biaya ekonomi dan transaksi yang lebih rendah: Dengan mata uang tunggal, bisnis dan individu tidak lagi perlu menukar mata uang saat melakukan transaksi lintas batas. Hal ini akan menurunkan biaya transaksi dan mengurangi risiko fluktuasi mata uang.

3. Lonjakan transaksi perdaganan : Integrasi ekonomi yang lebih besar dan biaya transaksi yang lebih rendah juga akan mengarah pada peningkatan perdagangan di antara negara-negara anggota ASEAN, termasuk Indonesia. Hal ini akan memberikan dorongan pada pelaku ekonomi untuk makin giat melakukan kegiatan ekspor dan impor barang sesuai dengan kebutuhan.

4. Kemantapan dalam stabilitas : Mata uang tunggal akan memberikan stabilitas yang lebih besar bagi wilayah secara keseluruhan, karena akan menghilangkan risiko krisis mata uang dan mengurangi kemungkinan ketidakstabilan keuangan di salah satu negara menyebar ke negara lain.

5. Peningkatan volume investasi : Dengan mata uang tunggal ASEAN akan memudahkan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia, karena mereka tidak perlu khawatir tentang fluktuasi mata uang dan risiko nilai tukar. Hal ini akan mengarah pada peningkatan investasi di negara ini, yang akan menciptakan lapangan kerja dan merangsang pertumbuhan ekonomi

Kerugian Pemberlakuan Mata Uang Tunggal ASEAN  Bagi Indonesia

1. Kehilangan kemandirian kebijakan moneter

2. Tingkat perkembangan ekonomi negara anggota ASEAN berbeda-beda.

3. Potensi inflasi akan terjadi bila persiapan penggunaan Mata uang tunggal kurang maksimal

4. Adanya biaya penyesuaian, persiapan, sinkronisasi dan biaya administrasi percetakan uang

5. Kondisi politik, keamanan dan sosial budaya di masing-masing negara ASEAN berbeda

Wasana Kata

Gagasan penyatuan mata uang tunggal ASEAN adalah gagasan yang baik dalam penyatuan dan integrasi keuangan dan ekonomi bagi kawasan Asia Tenggara agar bisa bersama-sama maju dan berkembang di bidang ekonomi dan khususnya keuangan yang berperan dalam kemandirian ekonomi dan keuangan kawasan.

Tinggal kemauan baik dan kuat dari para pengambil kebijakan, para kepala pemerintahan dari 11 negara ASEAN, para pelaku ekonomi  dan dukungan nyata dari lembaga keuangan, Bank Sentral dari masing-masing negara, juga seluruh rakyat di negara-negara ASEAN

Salam ekonomi, 11 Mei 2023

#Bank Indonesia

#ASEAN

#Sistem pembayaran

Ahmad Syaihu untuk Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun