Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - guru penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

suka membaca, menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merdeka Belajar Langsung di Pasar Beringharjo Yogyakarta

14 Maret 2023   10:12 Diperbarui: 16 Maret 2023   07:11 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pusat batik dan baju dari bahan batik di bagian dalam Pasar Beringharjo (Foto: Dok pribadi)

Hari terakhir kegiatan Pembelajaran Merdeka akan mengeksplorasi Pasar Tradisional Beringharjo dan Pasar Moderen berupa gerai-gerai batik di sepanjang Malioboro Yogyakarta.

Peserta saya beri kebebasan memilih pasar mana yang diinginkan sesuai keinginan, kebutuhan dan modal belanja yang mereka punya untuk berbelanja dalam waktu kurang lebih 2 jam antara pukul 09.00-11.00 WIB.

Pasar Bringharjo Yogyakarta adalah pusat batik murah , Bagaimana dan seperti apa sejarah Pasar Beringharjo Yogyakarta?

Sejarah Pasar Beringharjo, Yogyakarta

Menurut catatan sejarah Pasar Beringharjo Yohyakarta sudah berusia lebih dari 300 tahunan, sejak berdiri pada tahun 1758 , berdiri setelah beririnya Kraton Nhayogyokarto Hadiningrat.

Nama Beringharjo sendiri adalah nama pemberian Sultan Hamengkubuwono IX, pada tahun 1925. Beringharjo berarti wilayah yang semula berupa hutan beringin menjadi tempat yang sejahtera (harjo)

Pasar Beringharjo menjadi sebuah bagian dari Malioboro yang sayang untuk dilewatkan. Bagaimana tidak, pasar ini telah menjadi pusat kegiatan ekonomi selama ratusan tahun dan keberadaannya mempunyai makna filosofis. 

Pasar yang telah berkali-kali dipugar ini melambangkan satu tahapan kehidupan manusia yang masih berkutat dengan pemenuhan kebutuhan ekonominya. Selain itu, Beringharjo juga merupakan salah satu pilar 'Catur Tunggal' (terdiri dari Kraton, Alun-Alun Utara, Kraton, dan Pasar Beringharjo) yang melambangkan fungsi ekonomi.

Bagian depan dan belakang bangunan pasar sebelah barat merupakan tempat yang tepat untuk memanjakan lidah dengan jajanan pasar. Di sebelah utara bagian depan, dapat dijumpai brem bulat dengan tekstur lebih lembut dari brem Madiun dan krasikan (semacam dodol dari tepung beras, gula jawa, dan hancuran wijen). Di sebelah selatan, dapat ditemui bakpia isi kacang hijau yang biasa dijual masih hangat dan kue basah seperti hung kwe dan nagasari. Sementara bagian belakang umumnya menjual panganan yang tahan lama seperti ting-ting yang terbuat dari karamel yang dicampur kacang.

Bila hendak membeli batik, Beringharjo adalah tempat terbaik karena koleksi batiknya lengkap. Mulai batik kain maupun sudah jadi pakaian, bahan katun hingga sutra, dan harga puluhan ribu sampai hampir sejuta tersedia di pasar ini. Koleksi batik kain dijumpai di los pasar bagian barat sebelah utara. Sementara koleksi pakaian batik dijumpai hampir di seluruh pasar bagian barat. Selain pakaian batik, los pasar bagian barat juga menawarkan baju surjan, blangkon, dan sarung tenun maupun batik. Sandal dan tas yang dijual dengan harga miring dapat dijumpai di sekitar eskalator pasar bagian barat.

Belajar tentang Transaksi Ekonomi dan Jenis-jenis Pasar

Penulis mengajak siswa praktik kegiatan ekonomi yaitu proses jual beli dan mempelajari jenis-jenis pasar

Siswa MTsN 4 Kota Surabaya (berseragam merah abu-abu) belajar bertransaksi di pasar Beringharjo, menawar harga batik yang ditawarkan oleh pembeli  (Foto: Dok pribadi)
Siswa MTsN 4 Kota Surabaya (berseragam merah abu-abu) belajar bertransaksi di pasar Beringharjo, menawar harga batik yang ditawarkan oleh pembeli  (Foto: Dok pribadi)

Penulis juga melihat peserta sedang melakukan transaksi dengan penjual batik dengan menawar sebuah baju batik modern untuk ibunya yang ada di rumah.

Setelah transaksi selesai penulis mengajak dialog dengan peserta yang bernama Dinda kelas 9B ini.

"Wah batiknya bagus berapa harganya Dinda?", tanya saya memulai diskusi.

" Kenanya 100 ribu Pak, tadi penjualnya menawarkan harga 125.000,-." Jawab Dinda sambil minum es jus yang dibawahnya.

"Kalau Bakpia Tugu yang kamu bawa ini harganya berapa?", tanya saya pada Dinda dan 2 temannya.

" Empat puluh ribu satu kotak, Pak, harganya pas di tiap penjualnya".

"Mengapa Batik bisa ditawar harganya sementara harga kuliner tak boleh ditawar ?",!tanya saya selanjutnya.

Karena Pasar Beringharjo Yogyakarta termasuk Pasar Tradisional sementara outlet Bakpia Tugu khas Yogyakarta tergolong jenis pasar modern Pak" jawab mereka hampir bersamaan.

Pusat batik dan baju dari bahan batik di bagian dalam Pasar Beringharjo (Foto: Dok pribadi)
Pusat batik dan baju dari bahan batik di bagian dalam Pasar Beringharjo (Foto: Dok pribadi)

Satu lagi materi belajar IPS tentang Pasar Modern dan Pasar Tradisional bisa diperoleh oleh siswa setelah mereka melakukan kegiatan berbelanja di Pasar Beringharjo dan outlet berbagai jenis barang di sepanjang Malioboro Yogyakarta.

Belajar dan Mengajar secara Merdeka akan lebih mudah dan mengena bila kita praktekkan di lapangan.

Bagaimana menurut pendapat Anda?

Belajar merdeka di Pasar Beringharjo, Yogyakarta 14 Maret 2023

Ahmad Syaihu berbagi pengalaman mengajar merdeka kepada warga Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun