Mohon tunggu...
Ahmad Khaza
Ahmad Khaza Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Tugas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisa Permasalahan "Industri Mebel" Saat Pandemi

9 September 2021   17:08 Diperbarui: 9 September 2021   17:19 1286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alasannya karena rumit dan susah. Mereka lebih memilih bekerja di pabrik, yang tidak terlalu membutuhkan ketrampilan," tandasnya. Eri juga berharap agar pemerintah, khususnya Pemkab Jepara memiliki pengolahan kayu terpadu, sehingga memudahkan para pelaku UMKM mebel dalam berproduksi. Termasuk menekan harga produksi, sehingga produk mereka bisa lebih kompetitif dari segi harga.

"Misalnya dalam satu kawasan, sudah tersedia semua. Mulai dari stok kayu, tempat pemotongan, hingga oven kayu. Kalau ini bisa diwadahi dalam satu tempat, tentu lebih memudahkan para UMKM. Harga produksi juga bisa ditekan, sehingga harga juga jual bisa bersaing dengan produk luar," tegasnya, saat ini minat pasar akan produk ukiran juga menurun. Hal ini diakibatkan tren gaya hidup anak muda saat ini, yang condong ke modern minimalis.

Ditambahkan, produk mebel Jepara saat ini dituntut untuk mampu bersaing di pasar internasional dengan produk serupa, dari sejumlah negara seperti Filipina, Thailand hingga Tiongkok. Selain inovasi dan kreativitas produk, sektor promosi juga perlu diperhatikan. "Para UMKM mebel ini, kalau untuk melakukan pameran internasional sendiri tidak mampu. Padahal ini penting, untuk memperluas pasar dan memperkenalkan produk mereka. Diharapkan pemerintah bisa memfasilitasi ini. Berbagai kendala ini tentu akan saya, sampaikan kepada pemerintah, baik di tingkat daerah, provinsi hingga pusat," tandasnya.

Bahkan banyak sekali para pekerja yang di PHK karena sepinya orderan di usaha miliknya, bahkan terkadang ia juga harus menjual peralatan mebel miliknya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Belum lagi karena adanya PPKM atau pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat, masyarakat diminta harus bekerja dari rumah, tetapi hal tersebut tidak akan mungkin bisa di lakukan karena semua peralatan dan bahan-bahan seperti kayu,rotan dan lain-lain hanya ada di pabrik tersebut.

Tetapi untuk sekarang masalah tersebut sudah bisa sedikit teratasi, dengan yang awalnya hanya menerima orderan dari perusahaan di luar Jepara kini mencoba untuk membuka sebuah pemasaran mebel online di instagram dan media sosial lainnya untuk mempromosikan barang-barang miliknya.

Pelaku industri kreatif harus mampu memanfaatkan peluang di tengah pandemi Covid-19. Kendati perekonomian lesu, kreativitas pebisnis di bidang kreatif harus tetap diasah untuk menyasar pasar baru,  Harapannya, langkah itu mampu mempercepat perputaran siklus ekonomi, memperbaiki daya beli masyarakat, dan pada akhirnya mendorong kebangkitan ekonomi pasca pandemi. Semua orang pasti berharap agar pandemi ini segera berakhir dan roda perekonomian kembali normal seperti sedia kala.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun