Mohon tunggu...
Ahmad hozali
Ahmad hozali Mohon Tunggu... Teknisi - Teknisi/Mahasiswa Universitas Mercu Buana

Ahmad Hozali (41322110092) Mata Kuliah : Kewirausahaan III Dosen : Prof. Dr. Apollo, AK. M.Si.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Doktrin Arete untuk Tata Kelola Bisnis

30 Juni 2024   14:04 Diperbarui: 30 Juni 2024   15:26 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Contoh Spesifik

Salah satu contoh spesifik dari teks Plato yang menggambarkan konsep Arete adalah dalam "Republik," Buku IV, di mana Socrates, tokoh utama dalam dialog, menjelaskan konsep keadilan dalam jiwa. Ia menggambarkan bagaimana jiwa yang adil adalah jiwa di mana setiap bagian menjalankan tugasnya sendiri dan tidak mencampuri urusan bagian lain:

"Keadilan dalam diri seseorang, sepertinya, adalah suatu keadaan di mana ketiga bagian dari jiwa menjalankan fungsi mereka dengan baik dan tidak mencampuri urusan bagian lain. Orang yang adil adalah orang yang hidup dalam harmoni internal, di mana rasional mengendalikan emosional dan keinginan sesuai dengan kebijaksanaan."

Contoh lainnya adalah dalam Buku II, di mana Plato menggambarkan sistem pendidikan untuk penjaga (guardian) yang dirancang untuk mengembangkan kebajikan dan keunggulan pada individu sejak usia dini, dengan fokus pada pelatihan moral, intelektual, dan fisik.

Dengan demikian, dalam pandangan Plato, Arete adalah kebajikan yang dicapai melalui harmoni dalam jiwa dan pendidikan yang tepat, yang memungkinkan individu untuk mencapai potensi tertinggi mereka dan hidup secara adil dan baik.

Kuis 14_UMB Jakarta, Prof Apollo, 2024
Kuis 14_UMB Jakarta, Prof Apollo, 2024

Arete dalam Pemikiran Aristoteles

Definisi dalam Konteks Aristoteles

Aristoteles mendefinisikan Arete dalam "Nicomachean Ethics" sebagai kebajikan atau keunggulan yang terkait erat dengan fungsi manusia. Baginya, Arete adalah kualitas yang membuat sesuatu menjadi baik dan memungkinkan seseorang untuk menjalankan fungsinya dengan sangat baik. Aristoteles mengidentifikasi dua jenis kebajikan utama: kebajikan moral (ethike arete) dan kebajikan intelektual (dianoetike arete). Kebajikan moral berkaitan dengan karakter dan tindakan, sementara kebajikan intelektual berkaitan dengan pikiran dan pengetahuan.

Hubungan dengan Eudaimonia

Aristoteles mengaitkan Arete dengan eudaimonia, atau kebahagiaan sejati. Menurutnya, kebahagiaan adalah tujuan akhir manusia, dan itu dicapai melalui kehidupan yang dijalani dengan kebajikan dan aktivitas yang sesuai dengan kebajikan tersebut. Eudaimonia bukan sekadar perasaan bahagia, tetapi keadaan berkelanjutan dari kesejahteraan yang dicapai melalui kehidupan yang bermakna dan berlandaskan kebajikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun