Mohon tunggu...
Ahmad zaenal abidin
Ahmad zaenal abidin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penjahit kata

Seorang penyulam yang percaya bahwa jahitan kata bisa merubah dunia

Selanjutnya

Tutup

Music

Bernadya dan Sufisme di Dalamya

5 September 2024   06:43 Diperbarui: 5 September 2024   06:43 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Pesan ini seolah pembela bagi orang-orang yang sedang terpuruk, tak berhenti didera masalah, sakit atau musibah dalam hidup. Bahkan, seolah pembela bagi mereka yang telah melakukan dosa dan belum bisa lepas dari dosa. Karena menurut Ibn Athailah, kadang Sang Pemilik alam raya menetapkanmu dalam dosa, namun menjadi sebab musabab sampainya kita kepada Sang Pencipta melalui jalan taubat. Dosa sebagai sebuah pengingat, sebagai jalan cinta Sang Pencipta bagi hamba-hamba yang dicintai-Nya.

Bagian awal lagu ini seperti mewakili banyak dari kita, tentang wujud sebagai manusia yang selalu mengira bahwa kita bisa mengatur kehidupan, suara vokalisnya yang lembut seperti menyentil kita tentang peran makhluk hidup seutuhnya di depan Sang Khalik.

 ... Persis setahun yang lalu
  kudijauhkan dari yang tak ditakdirkan untukku
  yang kuingat saat itu, yang kulakukan hanya
  menggerutu. Angkuh.

 ... Lebih percaya cara-caraku
  pilih ragukan rencana Sang Maha Penentu.

Manusia itu seringkali bebal, terkadang ia menampik keterlibatan Tuhan dalam hal baik yang ia terima. Namun, saat nahas menimpa, Tuhan yang dijadikan tersangka. Untungnya, Tuhan tidak 'baperan' seperti manusia-manusia yang keangkuhannya gagal.

Bernadya seolah bercerita (dan mengajak) orang untuk melakukan refleksi atas hal-hal buruk yang yang sedang terjadi atau telah terlewati seperti pada part berikut.

 ... Ada waktu-waktu
  hal buruk datang berturut-turut
  semua yang tinggal juga yang hilang
  seberapapun absurd-nya pasti ada makna.

Khalifah Ali Bin Abi Thalib pernah berkata, "Hidup merupakan perjalanan menuju takdir. Lalu saat takdir berkata tidak, maka berterima kasihlah karena Allah ingin memberimu yang terbaik."

Dalam kehidupan, sudah barang tentu baik dan buruk akan datang bergilir, sebab keduanya berjalan beriring dan keduanya pun merupakan bagian dari kuasa Tuhan yang tak terbatas.

Namun, manusia kadang berwatak keras. Ia lebih memilih berkeluh kesah dibanding harus mengakui segala salah di hadapan Tuhannya.

Maulana Jalaludin Rumi dalam bagian syairnya yang berjudul "kembali Kepada Tuhan" memberi pesan;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun