THE BATMAN
Perspektif Superhero peradaban seorang santri.
Jika pemangku jabatan publik tetap bekerja dengan mafia, jangan heran jika kelak ada sosok gila seperti Riddler ditengah kita.
****
Film The Batman adalah tentang sejumput asa, sebuah maha karya hebat para sineas kawakan dalam membungkus narasi dengan sinematografi jempolan, rugi rasanya jika hanya menyaksikan karya hebat ini dari streaming bajakan.Â
The Batman masih bercerita dari sisi gelap sebuah kota bernama Gotham City, kota tempat bersalaman para mafia dan politisi, tempat yang penuh kebohongan dan kongkalingkong antara hitam dan putih hingga semua nampak abu-abu.Â
Kali ini Batman mendapat sebuah tantangan dari orang biasa, orang-orang yang nyata dari keseharian kita, korban janji politik yang kerap kali dijadikan bahan dagangan untuk meraih suara bernama Riddler.Â
Muak dengan polah kelakuan busuk para pemimpin hingga akhirnya memilih jalannya sendiri yang brutal dan sadis, hukum berada di tangan kanannya dan tangan kirinya memegang senjata, persis seperti kejadian yang menimpa negara kita akhir-akhir ini.
Riddler dan Batman boleh jadi juga ada di dalam diri kita, sosok yang memiliki masa lalu traumatik, berjalan diatas galau dan ragu meniti masa depan yang tak jua terlihat gemerlap, semua nampak gelap dan abu seperti gambaran Gotham city.
Seperti seorang santri yang mencoba tetap bahagia ditengah sempoyongan menuntut ilmu di tengah keterbatasan, kurang tidur, sedikit makan dan beratnya melawan rindu dan bosan.
Batman ingin mengeksplorasi perasaan kita, bagaimana tetap waras dalam kondisi pasca pandemi, tetap memiliki harapan ditengah oknum politisi yang kerap bekerja untuk kepentingan oligarki.Â
Bruce Wayne yang ketakutan dan pesimis adalah kita, Batman adalah sosok yang tersembunyi dalam jelaga jiwa, sementara Riddler boleh jadi ada di sekitar kita, orang yang habis kesabaran akan keadaan, lalu menghalalkan segala cara hingga rela mengorbankan nyawa dengan brutalitas tanpa lagi menyertakan nalar.Â
Pertanyaan besar untuk para calon politisi, calon wakil rakyat hingga abdi negara tentang meluruskan niat dan wujud pengabdian.
Gerakan moral membawa perubahan harus segera diwujudkan, membawa tugas mulia sebagai wakil rakyat harus lepas dari niat menambah kekayaan, jabatan turunan, apalagi mengabdi pada oligarki.Â
Tak apa kalah dalam perjuangan meraih suara, gagal mendapat mandat dari rakyat sepanjang diraih dengan cara halal, tanpa sogokan dan politik uang, karena masyarakat nanti akan menilai siapa yang benar-benar layak di jadikan sandaran akan perubahan. Gerakan bersih politik ini akan jadi pemantik untuk anak cucu kita membuat gerakan serupa.
Ingat, Riddler pun mulanya hanya nyinyir di media sosial untuk isu-isu sepele seperti di negara kita, hingga dia rela mengorbankan nyawa karena kelakuan oknum pejabat dan politisi busuk kerap bersalaman dengan mafia.Â
Menjelang 2024, untuk para calon anggota dewan dan pemangku jabatan publik, jadilah seperti Batman, biarlah kami rakyat yang menjadi Bruce Wayne yang penuh kecemasan dan berjuang menggapai harapan, atau sosok seperti Riddler akan datang dari tengah-tengah kita.Â
Menghukum para oknum dengan caranya sendiri.
Nauzubillah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H