Beberapa hari terakhir kita disajikan dengan berita tentang perubahan corak atau color scheme (livery) pada pesawat Boeing BBJ B-737-800 dengan registrasi A-001 yang digunakan untuk Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.
Perubahan color scheme ini tidak hanya terjadi di Indonesia tapi juga di beberapa negara seperti Amerika Serikat.
Pesawat Boeing VC-25A yang dikenal dengan signal Air Force One berada dipesawat juga rencananya dirubah, paling tidak masih dalam wacana saat Presiden AS Trump pada tahun 2016 mengungkapkan beberapa waktu setelah disumpah menjadi Presiden.
Perubahan corak seiring dengan rencana penyediaan pesawat kepresidenan generasi terbaru yaitu Boeing VC-25B modifikasi dari Boeing 747-8i.
Corak pesawat Kepresidenan AS akan dirubah dari warna biru menjadi kombinasi warna merah, putih dan biru yang menurut Trump lebih mempresentasikan Amerika.
Rencana perubahan tersebut menimbulkan perdebatan pula disamping mahalnya pembiayaan pergantian pesawat itu sendiri.
Walau belum nongol pesawat barunya, sang Trump sudah tergantikan dengan presiden saat ini, Joe Biden yang dilaporkan bahwa sang Presiden hingga kini belum menyediakan waktu untuk memutuskan tentang dirubah atau tidaknya corak warna pesawat kepresidenan AS tersebut.
Sejarah warna biru pesawat Pemerintahan AS.
Warna biru dilaporkan menjadi pilihan dari Ibu Negara AS , Jackie Kennedy namun desain corak pesawat adalah karya dari desainer Amerika kelahiran Paris bernama Raymond Loewy yang juga mendesain logo beberapa perusahaan terkenal seperti Coca Cola dan Exxon.
Raymond Loewy memberikan desain tersebut sebagai tanda pengabdian dia kepada Negara namun dengan satu permintaan khusus dari Presiden Kennedy saat itu dimana tulisan United State of America harus sama persis dengan tulisan pada Deklarasi Kemerdekaan AS.
Presiden Kennedy memutusksn corak dan desain ini untuk pesawat Boeing VC-137C (modikasi pesawat Boeing 707-353B) untuk pesawat kepresidenan AS.
Corak warna biru, abu-abu dan putih tidak hanya melekat di Boeing VC-25A saja tapi juga pada seluruh pesawat pemerintahan AS termasuk Boeing C-32 yaitu modifikasi pesawat Boeing B-757 yang digunakan oleh Wakil Presiden AS dengan call sign Air Force Two dan juga Air Force One ketika digunakan oleh Presiden AS bila berkunjung ke daerah yang tidak dapat didaratin pesawat Boeing BC-25A.
Dalam menjawab pertanyaan tentang perubahan corak pesawat kepresidenan AS ini, juru bicara Angkatan Udara AS mengatakan bahwa hal ini bukan sebuah keputusaan yang harus diambil oleh Presiden saat ini atau di waktu dekat.
Entah apa maksudnya karena dalam bahasa Inggris dan penulis tidak paham dengan bahasa asing, wong bahasa sendiri ada yang tidak paham juga.
Walau demikian, hampir corak pesawat pemimpin dunia (AS tidak termasuk) memang mempresentasikan negara tersebut seperti pesawat Presiden Rusia dan Perancis dan juga Kanselir Jerman, tidak mempresentasikan apapun selain dari negara.
Karena apa ?
Karena pesawat pemimpin adalah sebagai representasi sebuah negara kemanapun sang pemimpin melakukan perjalanan, bukan representasi dari sang pemimpin, hal ini sudah terbukti dengan corak pesawat kepresidenan AS dimana siapapun Presiden nya dan partai dibelakangnya, dunia sudah mengenal warna biru pada Air Force One dan seluruh pesawat pemerintahan AS adalah United States of America.
Pesawat Boeing VC-25B memang rencananya baru selesai pada tahun 2025 nanti namun rencana pergantian corak sudah digulirkan oleh Trump saat mulai menjabat di tahun 2016 yang lalu namun Presiden saat ini belum atau memang tidak berniat untuk menggantinya karena mungkin menilai bahwa corak saat ini sudah sangat mempresentasikan Amerika Serikat.
Dua-duanya, di Indonesia dan Amerika sama-sama menuai protes, kita tunggu saja dua-dua nya, yang satu dalam waktu dekat dan yang satu nanti tahun 2025.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H