Mohon tunggu...
Ahmad Aunullah
Ahmad Aunullah Mohon Tunggu... Konsultan - Pelaku Wisata

Pelaku wisata yang tidak suka berada indoor terlalu lama. Berkantor di Lombok, bertempat tinggal kebanyakaan di laut.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Boeing B-747, Antara Tahta dan Legacy

21 Maret 2021   20:15 Diperbarui: 22 Maret 2021   01:39 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Boeing B-747 SP NASA (pxhere.com)

Pesawat Jumbo Boeing B-747 pertama keluar dari pabrik pembuatannya pada tanggal 30 September 1968 dan hari itulah angkasa dunia mengenal dan mendapatkan ratunya atau Queen of the Skies, sebutan untuk sang Jumbo

Perjalanan Sang Ratu Angkasa tidak hanya sudah mengangkut jutaan penumpang saja namun jutaan ton kargo serta jutaan jam terbang dalam penerbangan sipil maupun militer selama bertahta di Angkasa.

Berbagai model dan varian pun dikembangkan sesuai dengan kebutuhan sang pengguna baik sipil maupun militer hingga ke Pemerintahaan.
Boeing VC-25 adalah salah contohnya yang merupakan modifikasi militer dari model Boeing B-747 200 B yang digunakan sebagai Pesawat Kepresidenan Amerika dan memiliki call sign Air Force One ketika membawa sang Presiden.


Kelahiran Sang Jumbo

Cikal Bakal lahirnya sang Jumbo bisa dikatakan dimulai dari pembicaraan 4 mata antara sang Presiden pabrikan Boeing dengan Presiden maskapai Pan Am yang berkata "If you build it, I'll buy it" (Jika kamu bangun, saya beli) dan kemudian dibalas oleh Presiden Boeing ketika itu "If you buy it, We''ll build it (jika kamu beli, kami akan membangunnya)

Maskapai Pan Am memang ingin pesawat angkut komersial dengan kapasitas dua kali lipat dari pesawat komersial jet Boeing 707 selain itu juga dapat terbang lebih jauh.

Namun beberapa pihak mengatakan bahwa cikal bakal lahirnya sang Jumbo adalah dari project yang dilakukan oleh Angkatan Udara Amerika yang ingin mengembangkan pesawat angkut atau kargo dengan kapasitas yang sangat besar.

Project tersebut dinamakan dengan CX-HLS atau Cargo/Heavy Logistics System yaitu project pengembangan pesawat kargo militer yang harus bermesin jet dan awalnya memiliki  6 buah mesin namun kemudian dirubah menjadi 4 buah mesin.

Pihak Angkatan Udara Amerika kemudian memberikan project ini kepada 3 pabrikan yaitu Boeing, Lockheed dan Douglas untuk dapat memberikan desainnya.

Pada akhirnya pihak USAF memilih desain dari Lockheed dengan pesawat yang kita kenal sekarang yaitu Lockheed C-5 Galaxy.

Akan tetapi Bapak dari Boeing B-747, Joe Sutter  sempat membantah hal ini dengan mengatakan pengembangan pesawat Boeing B-747 adalah murni dari awal.

Alasan dari munculnya pendapat bahwa sang Jumbo lahir dari project CX-HLS berdasarkan kemiripan desain terutama pada bagian depan atau hidung pesawat dan ekor.

Boeing yang ketika itu dalam kesulitan setelah kalah dari Lockheed dalam project CX-HLS serta dibatalkannya pengembangan pesawat supersonik oleh Kongres Amerika dimana Boeing sudah mengeluarkan dana yang cukup banyak pada desain mereka yaitu Boeing 2707 ketika itu.

Akan tetapi pengembangan sang Jumbo tetap diteruskan ketika Boeing memutuskan hal ini pada bulan Maret 1966 dan kemudian pada bulan berikutnya pihak Maskapai Pan Am mengumumkan akan memesan sebanyak 25 unit bernilai $ 525 juta.

Pada tanggal 9 Februari 1969 sang Jumbo melakukan penerbangan perdana dari landasan pacu 16R di Snohomish County Paine Field dan dilanjutkan dengan penerbangan tes kedua pada tanggal 15 Februari 1969.

Sebuah penghargaan kepada lebih dari 50,000 pekerja yang ikut dalam pembangunan pesawat Boeing B-747 100 pertama ini
Maskapai Pan Am menerima pesawat jumbo pesanannya pada tanggal 12 Desember 1969 namun masih belum dapat menerbangkan hingga keluarnya sertifikasi dari pihak penerbangan Amerika FAA pada tanggal 30 Desember 1969.

Penerbangan Komersial Pertama

Pada awalnya penerbangan komersial pertama Boeing 747 dilakukan pada tanggal 21 Januari 1970 namun karena adanya masalah pada mesinnya yang overheat maka harus diganti pesawat lainnya namun ketika lepas landas jam sudah menunjukan hari yang lain yaitu 22 Januari 1970.

Beberapa maskapai dunia juga menerima pesanannya seperti maskapai TWA yang menerima pesawat B747 pada tanggal 31 Desember 1970, British Overseas airways Corp pada 22 April 1970, United Airlines pada 18 Mei 1970 dan American Airlines pada 18 Juni 1970 serta Delta Airlines pada 7 Oktober 1970.

Lockheed C-5 Galaxy (needpix.com)
Lockheed C-5 Galaxy (needpix.com)

Sang Jumbo memberikan pengalaman terbang yang sangat berbeda bagi para air traveller ketika itu, beberapa maskapai memiliki desain interior sendiri bagi para pelanggannya dan tidaklah heran jika pada bulan Juli 1970 atau  bulan sejak penerbangan komersial pertamanya sang Jumbo sudah mengangkut lebih dari 1 juta penumpang.

Pesaing pada pesawat berbadan lebar datang dari kompetitor Boeing ketika ikut serta dalam project CX-HLS yaitu Douglas yang mengeluarkan pesawat McDonnel Douglas DC-10 setelah merger dengan McDonnel serta Lockheed dengan Pesawat Lockheed L-1011 Tristar nya.


Akhir dari Tahta

Walau muncul sang Super Jumbo dari Airbus dengan A-380 yang memiliki julukan istana di Angkasa, namun bukan itu alasan dari sang Jumbo turun tahta meskipun sudah dibangun istananya sekalipun.

Perubahan preferensi dalam melakukan perjalanan dari air traveller yang menginginkan penerbangan langsung (point to point) serta Pandemi membuat para maskapai berpikir ulang untuk mempertahankan sang Jumbo dan juga Super Jumbo di armada mereka.

Alhasil pabrikan juga harus melihat permintaan dari para pelanggannya yang tidak lain adalah para maskapai ini, maka keluarlah produk produk pesawat dengan kemampuan terbang lebih jauh dan efisien seperti Boeing 787 Dreamliner dan Airbus A-350.

Boeing sudah mengumumkan akan menghentikan produksi sang Jumbo pada 2022 nanti sehingga bisa jadi dalam beberapa tahun kedepan kita tidak lagi melihat sang Jumbo lepas landas dan mendarat serta parkir di bandara bandara dan mungkin bisa lebih cepat dari perkiraan setelah banyaknya maskapai yang sudah mempensiunkan sang Jumbo.

Sang Jumbo sudah memberikan sebuah pengalaman terbang yang berbeda kepada jutaan orang baik mulai dari penerbangan antar kota, antar negara dan bahkan antar benua, dan sang Ratu mungkin memang sudah saatnya beristirahat dan menikmati masa pensiunnya.

Mungkin tahta bisa bersifat tidak abadi seperti halnya jabatan, namun bila apa yang dilakukan selama bertahta dapat memberikan kebahagiaan dan manfaat bagi jutaan orang maka sebuah legacy akan terukir dalam sejarah dan akan lebih berkesan dan bersifat abadi.

Dan sang Jumbo sepertinya lebih memilih Legacy daripada Tahta...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun