Mohon tunggu...
Ahmad Aunullah
Ahmad Aunullah Mohon Tunggu... Konsultan - Pelaku Wisata

Pelaku wisata yang tidak suka berada indoor terlalu lama. Berkantor di Lombok, bertempat tinggal kebanyakaan di laut.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menyoal Permohonan Suku Badui

10 Juli 2020   16:18 Diperbarui: 10 Juli 2020   19:05 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Erry M Subhan (Instagram/errymsubhan)

Suku Badui

Nama Badui berasal dari sebutan Bangsa Belanda yang mengacu pada suku Bedouin, suku nomaden di Jazirah Arab.

Suku Baduis sebenarnya lebih memilih menyebut diri mereka sebagai Urang Kanekes yang bermakna orang Kanekes dengan merujuk pada lokasi dimana mereka bertempat tinggal, yaitu wilayah Kanekes di kaki pegunungan Kendeng, Banten.

Secara umum suku Badui terbagi dua yaitu Badui Dalam yang menetap di desa Cikeusik, Cibeo dan Cikertawarna dan Badui Luar yang menempati wilayah diluar 3 desa tadi tersebut, tetapi masih berada dalam wilayah ulayat suku Badui.

Badui Dalam terbilang masih sangat teguh dalam memegang adat istiadat yang merupkan warisan nenek moyang mereka, dan hal ini yang membedakan Badui Dalam dengan Badui Luar yang sudah melebur dengan kehidupan dan budaya luar.

Konsep kehidupan Badui pada dasarnya adalah hidup untuk alam dimana mereka sangat menjaga dan melindungi alam sekitar mereka.

Mereka tidak menggunakan pacul untuk menanam bibit padi karena bagi mereka itu akan melukai alam, sebagai gantinya mereka akan membuat lubang dengan kayu, begitulah salah satu contoh dari cara suku Badui menunjukan perhatiannya kepada alam.

Pengrusakan lingkungan, sampah dan lainnya yang akan mengganggu alam akan menjadi hal yang selalu dihindari oleh suku Badui Dalam.

Kesan yang akan kita dapatkan bila berada di sana mungkin akan terasa seperti kita kembali ke beberapa tahun bahkan ratusan tahun yang lalu dimana tidak tersentuhnya Kawasan tersebut dari perkembangan jaman.

Dari segi wisata, ini adalah keunikan, seperti jenis lain dari keunikan yang dilakukan di 3 Gili Utara di Lombok dengan tidak bolehnya kendaraan Bermotor disana yang bertujuan untuk menghindari kepadatan dan polusi yang ditimbulkan oleh Kendaraan Bermotor itu sendiri.

Akan tetapi tradisi di Badui Dalam adalah tradisi yang sudah ada jauh sebelum menjadi destinasi wisata, sebuah tradisi yang telah menjadi tuntunan dan tata cara mereka dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sama seperti rutinitas yang kita jalani dengan cara dan bentuk yang berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun