Mohon tunggu...
Ahmad Aunullah
Ahmad Aunullah Mohon Tunggu... Konsultan - Pelaku Wisata

Pelaku wisata yang tidak suka berada indoor terlalu lama. Berkantor di Lombok, bertempat tinggal kebanyakaan di laut.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Antibodi Terkuat untuk Memulai Liburan

23 Juni 2020   06:55 Diperbarui: 23 Juni 2020   06:49 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita sebagai manusia semua terlahir dengan memiliki jiwa sosial yang tinggi, keinginan untuk berinteraksi dengan banyak orang dimanapun kita berada.

Pengaktifan CFD dan pembukaan mall yang langsung dibanjiri oleh banyak orang memperlihatkan bahwa bersosialisasi adalah satu hal yang memang sudah ada didalam DNA kita.

Dalam kehidupan sehari-hari, kebanyakan dari kita berkumpul dengan teman-teman dan orang yang kita cintai berkumpul di restoran, kedai kopi dan tempat keramain untuk saling menyapa, meng update apa yang terjadi dalam kehidupan masing-masing.

Kepenatan dalam rutinitas sehari-hari juga menimbulkan keinginan untuk berpergian ke tempat lain untuk berlibur dan mengisi ulang energi yang terkuras dalam rutinitas.

Kini maskapai sudah mulai melayani penerbangan kembali dan beberapa destinasi wisata juga sudah mengambil ancang-ancang untuk membuka wisata untuk para wisatawan.

Industri aviasi dan pariwisata yang saling tergantung satu sama lain ini siap melayani para wisatawan yang ingin berlibur ke berbagai destinasi wisata.

Akan tetapi apa kita benar-benar sudah siap berlibur dalam keadaan dimana jumlah kasus Covid-19 masih belum menampakan penurunan , apakah kita siap hidup berdamai dalam kenormalan baru ?

Baik maskapai maupun destinasi wisata sudah berusaha meyakinkan semua pihak bahwa mereka sudah siap menerima wisatawan dan telah menerapkan protokol kesehatan sesuai yang dianjurkan Pemerintah.

Akan tetapi ketika kesehatan menjadi prioritas utama bagi kebanyakan individu dalam melindungi diri dan orang yang dicintai untuk tidak terpapar Covid-19, kenormalan baru sepertinya belumlah cukup untuk menggerakan banyak orang untuk langsung berlibur, mungkin bertahap akan tetapi itupun tergantung pada individu masing-masing.

Berlibur dalam keadaan seperti saat ini dimana tingkat kasus masih tinggi bukanlah keadaan dimana kita bisa 'test the water' terlebih dahulu karena bila kita menyebur hanya dua kemungkinan yang terjadi yaitu kita tidak terpapar atau justru terpapar, berbeda bila kita berada di bubble kita sendiri seperti selama ini dimana kita merasa aman

Keadaan seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya untuk kita semua baik itu individu maupun industri itu sendiri dan hingga kapan ini akan berlangsung juga tergantung pada penurunan atau tidak ada lagi kasus Covid-19 serta bila vaksin sudah tersedia.

Kenormalan baru yang memberikan petunjuk dan tata cara kita dalam menjalani kehidupan kita dalam bersosialisasi selanjutnya adalah sebuah panduan namun pada akhirnya adalah keputusan masing-masing untuk mulai bergerak.

Bagaimana dengan liburan ?

Destinasi wisata kini mempersiapkan diri dan menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh Pemerintah dalam kenormalan baru dan akan sangat meyakinkan  wisatawan bahwa mereka akan sangat memperhatikan protokol kesehatan bagi para tamunya.

Gambaran untuk menjauhi kerumunan orang sepertinya sudah terpatri dalam pemikiran kebanyakan orang setelah pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar dan ditambah jumlah kasus terinfeksi yang tak kunjung turun gunung karena masih  banyaknya orang yang tidak patuh pada diri mereka sendiri dan bagi keluarganya, malah membuat kekhawatiran bukan berkurang justru bertambah.

Hal ini sangat berlawanan dengan apa yang biasa kita lihat pada destinasi wisata dimana kerumunan orang baik itu di pantai, restoran, pasar souvenir terjadi setiap saat masa liburan tiba.

Apa yang sudah biasa kita jalani dan hindari selama ini justru kita akan hadapin saat kita berlibur, jaminan pembatasan jarak antar orang di destinasi wisata akan sangat tergantung pada kepatuhan masing-masing individu, kebiasaan lama yang terkadang menyampingkan aspek yang penting kini harus menjadi prioritas.

Mungkin bayangan akan liburan pada kenormalan baru akan terdengar ribet karena banyak aturan yang membuat kita justru khawatir akan tetapi itulah yang harus kita jalani kedepannya dan selanjutnya.

Bersosialisasi dan liburan adalah dua hal yang sudah ada di dalam DNA ini dapat  kita jadikan pula sebagai antibodi yang kuat dengan patuh pada diri sendiri dan mengutamakan aspek kesehatan dan keselamatan selama berlibur.

Cepat atau lambat kedua hal yang ada didalam DNA itu akan ingin kembali ke permukaan bahkan saat vaksin Covid-19 pun belum tersedia, dan bila itu memang terjadi, kita sudah memiliki antibodi yang kuat yaitu kepatuhan.

Keinginan untuk bersosialisasi dan berlibur harus memiliki antibodi yang kuat yaitu semangat dan kepatuhan.

Kerumunan orang pada destinasi wisata akan memang sulit dihindari bila musin liburan tiba, namun dengan kepatuhan untuk menerapkan protokol kesehatan dari masing-masing individu akan menjadi kebiasaan baru dalam berlibur bukan sesuatu yang memerlukan 'test the water' dulu dan ribet.

Dan bagi destinasi wisata dan pelaku wisata kini juga sudah menyadari bahwa dalam kenormalan baru, kepercayaan adalah salah satu mata uang (currency) dalam menjalankan usahanya sehingga diharapkan mereka dapat memberikan yang lebih dari sekedar pengalaman berlibur namun juga menciptakan lingkungan yang sehat dan aman.

Untuk wisatawan, tetaplah menjadi wisatawan yang responsible dan responsif, jangan pernah ragu untuk saling mengingatkan para pelaku wisata untuk selalu menerapkan protokol kesehatan.

Selamat datang kenormalan baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun