Kenormalan baru yang memberikan petunjuk dan tata cara kita dalam menjalani kehidupan kita dalam bersosialisasi selanjutnya adalah sebuah panduan namun pada akhirnya adalah keputusan masing-masing untuk mulai bergerak.
Bagaimana dengan liburan ?
Destinasi wisata kini mempersiapkan diri dan menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh Pemerintah dalam kenormalan baru dan akan sangat meyakinkan  wisatawan bahwa mereka akan sangat memperhatikan protokol kesehatan bagi para tamunya.
Gambaran untuk menjauhi kerumunan orang sepertinya sudah terpatri dalam pemikiran kebanyakan orang setelah pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar dan ditambah jumlah kasus terinfeksi yang tak kunjung turun gunung karena masih  banyaknya orang yang tidak patuh pada diri mereka sendiri dan bagi keluarganya, malah membuat kekhawatiran bukan berkurang justru bertambah.
Hal ini sangat berlawanan dengan apa yang biasa kita lihat pada destinasi wisata dimana kerumunan orang baik itu di pantai, restoran, pasar souvenir terjadi setiap saat masa liburan tiba.
Apa yang sudah biasa kita jalani dan hindari selama ini justru kita akan hadapin saat kita berlibur, jaminan pembatasan jarak antar orang di destinasi wisata akan sangat tergantung pada kepatuhan masing-masing individu, kebiasaan lama yang terkadang menyampingkan aspek yang penting kini harus menjadi prioritas.
Mungkin bayangan akan liburan pada kenormalan baru akan terdengar ribet karena banyak aturan yang membuat kita justru khawatir akan tetapi itulah yang harus kita jalani kedepannya dan selanjutnya.
Bersosialisasi dan liburan adalah dua hal yang sudah ada di dalam DNA ini dapat  kita jadikan pula sebagai antibodi yang kuat dengan patuh pada diri sendiri dan mengutamakan aspek kesehatan dan keselamatan selama berlibur.
Cepat atau lambat kedua hal yang ada didalam DNA itu akan ingin kembali ke permukaan bahkan saat vaksin Covid-19 pun belum tersedia, dan bila itu memang terjadi, kita sudah memiliki antibodi yang kuat yaitu kepatuhan.
Keinginan untuk bersosialisasi dan berlibur harus memiliki antibodi yang kuat yaitu semangat dan kepatuhan.
Kerumunan orang pada destinasi wisata akan memang sulit dihindari bila musin liburan tiba, namun dengan kepatuhan untuk menerapkan protokol kesehatan dari masing-masing individu akan menjadi kebiasaan baru dalam berlibur bukan sesuatu yang memerlukan 'test the water' dulu dan ribet.
Dan bagi destinasi wisata dan pelaku wisata kini juga sudah menyadari bahwa dalam kenormalan baru, kepercayaan adalah salah satu mata uang (currency) dalam menjalankan usahanya sehingga diharapkan mereka dapat memberikan yang lebih dari sekedar pengalaman berlibur namun juga menciptakan lingkungan yang sehat dan aman.