Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Riset Sosial untuk Memahami Tantangan Kompleks di Era 5.0 Mempersiapkan Talenta Muda untuk Indonesia Emas 2045

9 November 2024   22:19 Diperbarui: 9 November 2024   22:21 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Riset Sosial untuk Memahami Tantangan Kompleks di Era 5.0: Mempersiapkan Talenta Muda untuk Indonesia Emas 2045

Oleh: A. Rusdiana

Di era Society 5.0, Indonesia menghadapi tantangan yang semakin kompleks, mulai dari ketimpangan sosial, perubahan iklim, hingga digitalisasi yang pesat. Generasi muda perlu memahami bahwa masalah sosial tidak hanya tampak di permukaan, tetapi melibatkan berbagai faktor yang saling berkaitan. 

Namun, di tengah tantangan ini, riset sosial dapat menjadi alat yang sangat kuat. Melalui riset sosial, pemahaman menyeluruh terhadap tantangan yang kompleks bisa dicapai, sehingga inovasi sosial yang dirancang dapat berkelanjutan dan berdampak luas. 

Oleh karena itu, tulisan ini menyoroti pentingnya riset sosial bagi generasi muda untuk mengidentifikasi akar masalah sosial sebagai langkah dalam mempersiapkan diri menghadapi era 5.0 dan menyongsong Indonesia Emas 2045. Berikut adalah beberapa Konten untuk Riset Sosial untuk Memahami Tantangan Kompleks di Era 5.0: Mempersiapkan Talenta Muda untuk Indonesia Emas 2045:

Pertama: Mengidentifikasi Akar Masalah Sosial; Dalam banyak kasus, permasalahan sosial yang dihadapi sering kali bersifat sistemik dan melibatkan berbagai faktor, seperti ekonomi, budaya, dan politik. Melalui riset sosial yang mendalam, talenta muda dapat menggali informasi untuk menemukan akar masalah yang sebenarnya.

Sebagai contoh, masalah kemiskinan seringkali dihubungkan dengan akses pendidikan, peluang kerja, dan ketimpangan ekonomi. Dengan riset yang komprehensif, mereka dapat memahami faktor-faktor penyebabnya dan menciptakan solusi yang tepat sasaran, bukan sekadar solusi permukaan.

Kedua: Mengembangkan Perspektif Holistik; Riset sosial membantu talenta muda untuk melihat permasalahan secara holistik. Melalui pendekatan ini, mereka bisa melihat bagaimana berbagai faktor saling mempengaruhi dan bagaimana satu solusi dapat berdampak pada aspek lainnya. 

Misalnya, dalam menangani isu kesehatan mental, pemahaman yang komprehensif terkait kondisi sosial, budaya, dan ekonomi perlu dipertimbangkan untuk menciptakan pendekatan yang lebih manusiawi dan efektif.

Ketiga: Merancang Inovasi Sosial yang Berdampak Jangka Panjang; Dengan pemahaman yang mendalam mengenai akar permasalahan, talenta muda dapat merancang inovasi yang tidak hanya menyelesaikan masalah jangka pendek, tetapi juga memperbaiki kondisi di masa mendatang. Sebagai contoh, program literasi digital di desa-desa terpencil bukan hanya memberikan akses teknologi, tetapi juga meningkatkan keterampilan masyarakat sehingga mereka bisa beradaptasi dengan dunia kerja digital. 

Keempat: Melatih Kritis dan Analitis; Melakukan riset sosial menuntut keterampilan kritis dan analitis. Talenta muda akan terbiasa menganalisis data, membedah pola-pola tertentu, dan membuat kesimpulan berdasarkan fakta yang ada. Keterampilan ini penting dalam menghadapi tantangan di era 5.0 yang kompleks, karena mereka akan mampu mengambil keputusan yang lebih bijak dan berlandaskan data, bukan sekadar intuisi. 

Kelima: Membangun Rasa Empati dan Keterlibatan Sosial; Riset sosial bukan hanya soal analisis data, tetapi juga keterlibatan langsung dengan masyarakat. 

Melalui pendekatan ini, talenta muda dapat membangun rasa empati dan memahami konteks sosial yang ada. Mereka tidak hanya melihat angka, tetapi juga pengalaman dan suara dari individu yang terkena dampak. Rasa empati ini penting agar inovasi yang dihasilkan tidak hanya efektif, tetapi juga diterima oleh masyarakat.

Menghadapi tantangan era 5.0 menuntut pendekatan yang lebih mendalam dan komprehensif, terutama dalam memahami masalah sosial yang kompleks. Riset sosial menawarkan kesempatan bagi talenta muda untuk mengidentifikasi akar permasalahan dan merancang solusi yang berdampak jangka panjang. 

Oleh karena itu, perlu ada dukungan dari berbagai pihak, termasuk institusi pendidikan dan pemerintah, untuk mendorong penelitian sosial di kalangan generasi muda. 

Rekomendasi ini mencakup peningkatan program pendidikan berbasis riset, penyediaan dana penelitian bagi pelajar, serta pembentukan komunitas riset yang mendorong kolaborasi. Dengan langkah-langkah ini, generasi muda akan siap menghadapi era 5.0 dan berkontribusi pada Indonesia Emas 2045.

Wallhu A'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun