Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Esensi Karakteristik Evaluasi Kinerja dalam Meningkatkan Talenta Muda menuju Bonus Demografi 2030

6 Agustus 2024   11:47 Diperbarui: 6 Agustus 2024   12:00 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Esensi Karakteristik Evaluasi Kinerja dalam Meningkatkan Talenta Muda Menuju Bonus Demografi 2030

Oleh: A. Rusdiana

Menjelang bonus demografi pada tahun 2030, Indonesia menghadapi tantangan dan peluang besar untuk mengoptimalkan potensi talenta muda. Evaluasi kinerja memainkan peran kunci dalam proses ini, berfungsi sebagai alat untuk menilai dan meningkatkan kinerja individu dan kelompok berdasarkan standar yang telah ditetapkan. 

Dunn (2003) mengartikan evaluasi sebagai usaha untuk mengukur hasil kebijakan dan manfaatnya, sedangkan Society for Human Resource Management (SHRM) menekankan pentingnya perbandingan antara kinerja aktual dan standar yang telah ditetapkan (Wirawan, 2009). Islam mengajarkan bahwa: "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. 

Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya." (QS. Al Isra [17]: 36).  Dengan pendekatan yang tepat, evaluasi kinerja dapat menjadi mekanisme strategis untuk menyiapkan talenta muda agar siap menghadapi tantangan era bonus demografi. 

Penulisan ini bertujuan untuk mengeksplorasi esensi, evaluasi kinerja untuk meningkatkan akuntabilitas dan efektivitas dalam memajukan talenta muda di Indonesia. Untuk lebih dalam memahami Esensi Evaluasi Kinerja digagas Dunn (2003), mari kita breakdown, satu persatu:  

Pertama: Fokus Nilai Evaluasi kinerja memiliki fokus pada penilaian nilai suatu kebijakan atau program, berbeda dari pemantauan rutin. Fokus ini menilai bagaimana kebijakan atau program memenuhi kebutuhan atau nilai yang telah ditetapkan. Dalam konteks pengembangan talenta muda, fokus nilai membantu dalam menentukan apakah program pelatihan dan pengembangan telah mencapai tujuan yang diharapkan. Misalnya, jika suatu program pelatihan dirancang untuk meningkatkan keterampilan kewirausahaan, evaluasi akan melihat sejauh mana pelatihan tersebut menghasilkan keterampilan yang relevan dan bermanfaat.

Kedua: Interdependensi Fakta-Nilai; Evaluasi kinerja memerlukan pertimbangan baik dari segi fakta maupun nilai. Fakta meliputi data objektif mengenai kinerja, sementara nilai mencakup penilaian subjektif mengenai kualitas dan relevansi hasil tersebut. 

Dalam konteks talenta muda, ini berarti bahwa evaluasi harus mempertimbangkan data kinerja seperti hasil kerja dan juga nilai-nilai seperti kreativitas dan inisiatif yang diharapkan dari mereka. Dengan memadukan kedua aspek ini, organisasi dapat memperoleh gambaran yang lebih lengkap mengenai efektivitas program pengembangan talenta.

Ketiga: Orientasi Masa Kini dan Masa Lampau; Evaluasi kinerja menilai hasil saat ini dan masa lalu, bukan hanya prediksi atau harapan untuk masa depan. Ini berarti bahwa evaluasi harus berfokus pada hasil nyata dari kebijakan atau program yang telah dilaksanakan, serta bagaimana hasil tersebut dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan. 

Dalam mengelola talenta muda, hal ini memungkinkan untuk menilai sejauh mana mereka telah berkembang dan mencapai target yang telah ditentukan dalam periode sebelumnya, memberikan dasar yang solid untuk perencanaan pengembangan di masa depan.

Keempat: Dualitas Nilai; Nilai-nilai dalam evaluasi kinerja memiliki kualitas ganda, berfungsi sebagai tujuan dan sekaligus cara untuk mencapai tujuan tersebut. Artinya, nilai-nilai yang mendasari evaluasi bukan hanya target yang ingin dicapai, tetapi juga prinsip yang memandu proses evaluasi. Untuk talenta muda, ini berarti bahwa nilai-nilai seperti inovasi, kerja sama, dan etika kerja bukan hanya menjadi standar yang diukur, tetapi juga aspek penting dalam membimbing mereka menuju pencapaian yang lebih baik. 

Evaluasi yang efektif harus mencerminkan bagaimana nilai-nilai ini diterapkan dalam praktik sehari-hari dan bagaimana mereka berkontribusi pada pencapaian tujuan.

Singkatnya, evaluasi kinerja merupakan alat penting untuk mengoptimalkan potensi talenta muda menjelang bonus demografi 2030. Dengan fokus pada nilai, interdependensi fakta dan nilai, orientasi masa kini dan masa lampau, serta dualitas nilai, evaluasi dapat memberikan wawasan mendalam mengenai efektivitas program pengembangan dan kinerja individu. 

Untuk memaksimalkan hasil evaluasi, disarankan agar organisasi secara aktif mengintegrasikan feedback evaluasi ke dalam perencanaan pengembangan talenta, memastikan bahwa program yang dirancang sesuai dengan kebutuhan dan harapan talenta muda, serta menyesuaikan strategi dengan perkembangan terkini. 

Implementasi yang efektif dari evaluasi kinerja akan mendukung pencapaian tujuan pengembangan talenta, membantu Indonesia memanfaatkan potensi bonus demografi secara optimal.

Wallahu A'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun