Mohon tunggu...
Ahmad Abni
Ahmad Abni Mohon Tunggu... Guru - Manusia akan mencapai esensi kemanusiaannya jika sudah mampu mengenal diri melalui sikap kasih sayang

Compasionate (mengajar PPKn di MTsN Bantaeng)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Politik dan Sepak Bola, Apa Korelasinya?

30 Maret 2023   09:36 Diperbarui: 30 Maret 2023   09:42 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://id.images.search.yahoo.com/yhs/search;_ylt=AwrPpHMU9SRkA4kTIgT3RQx.;_ylu=Y29sbwMEcG9zAzEEdnRpZAMEc2VjA3BpdnM-?p=polemik+tuan+rumah+u+20&vm=r&t

Pagi ini kedengarannya sangat serius perbincangan di salah satu siaran radio. Salah satu penelpon dengan suara yang menggebu lagi lantang sangat menyayangkan keputusan Federation Internationale de Football Association (FIFA) yang membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia Usia 20. Pembatalan ini lantaran Indonesia tidak terima jika salah satu negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik ikut berpartisipasi didalamnya. Apalagi negara dimaksud adalah negara yang tidak pro dengan kemerdekaan. Penelpon tersebut kemudian berkilah bahwa jangan dikaitkan antara politik dengan olahraga termasuk sepak bola.

Betulkah tidak ada keterkaitan antara sepak bola dengan politik?     

   

Politik dan sepak bola adalah dua bidang yang memiliki pengaruh yang besar terhadap kehidupan manusia. Politik melibatkan pengambilan keputusan dan tindakan oleh pemerintah dan individu yang berkuasa untuk mempengaruhi kehidupan masyarakat secara luas, sementara sepak bola adalah olahraga populer yang dimainkan oleh jutaan orang di seluruh dunia dan memiliki dampak yang signifikan terhadap budaya dan ekonomi.

Meskipun kedua bidang ini terlihat berbeda, namun terdapat beberapa persamaan dan keterkaitan antara politik dan sepak bola. Salah satu contohnya adalah bahwa keduanya dapat digunakan sebagai alat untuk mempersatukan atau memecah belah masyarakat. Dalam politik, kebijakan dan retorika tertentu dapat digunakan untuk memperkuat atau melemahkan dukungan publik, sementara dalam sepak bola, kemenangan atau kekalahan tim tertentu dapat memicu perasaan persatuan atau perpecahan antara penggemar.

Selain itu, politik dan sepak bola juga sering kali saling memengaruhi satu sama lain. Kedua bidang ini dapat saling mempengaruhi dalam hal kebijakan publik, seperti kebijakan pembangunan stadion atau pembentukan tim nasional. Selain itu, para politisi dan pejabat pemerintah seringkali terlibat dalam dukungan terhadap tim nasional atau klub sepak bola tertentu, dan terkadang dapat menggunakan kepentingan politik untuk memanfaatkan popularitas sepak bola.

Dalam beberapa kasus, politik dan sepak bola juga dapat menjadi sumber konflik. Misalnya, dalam beberapa negara, isu-isu terkait dengan kebijakan politik atau identitas etnis dapat memicu konflik antara penggemar sepak bola dari kelompok yang berbeda. Sebaliknya, dalam beberapa kasus, sepak bola dapat digunakan sebagai alat untuk mempromosikan perdamaian dan toleransi di antara kelompok yang berbeda.

Secara keseluruhan, politik dan sepak bola memiliki banyak keterkaitan dan pengaruh yang saling memengaruhi. Namun, dampak dari hubungan antara kedua bidang ini dapat bervariasi tergantung pada konteks dan situasi yang spesifik.

Tijauan Historis

Sejarah menunjukkan bahwa sepakbola menjadi sarana penting dalam memperkuat identitas nasional dan memperkuat hubungan politik antar negara. Berikut adalah beberapa pandangan historis tentang hubungan antara sepakbola dan politik:

Identitas nasional: Sepakbola telah menjadi sarana untuk memperkuat identitas nasional sejak awal abad ke-20. Sepakbola adalah olahraga yang dapat menyatukan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya dan sosial, dan dapat mengarahkan kebanggaan nasional dan semangat persatuan.

Diplomasi olahraga: Sepakbola telah digunakan sebagai alat diplomasi olahraga oleh banyak negara. Pada tahun 1967, misalnya, Indonesia menyelenggarakan turnamen sepakbola internasional untuk memperkuat hubungan diplomatiknya dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Propaganda politik: Sepakbola juga telah digunakan sebagai alat propaganda politik. Negara-negara seperti Nazi Jerman dan Uni Soviet menggunakan sepakbola untuk mempromosikan ideologi mereka kepada masyarakat.

Konflik politik: Sepakbola seringkali terlibat dalam konflik politik. Contohnya, dalam Perang Dunia I, pertandingan sepakbola antara tentara Inggris dan tentara Jerman di Tengah Lapangan Kebun di Flanders, Belgia, pada Natal 1914, dipandang sebagai contoh kecil ketika pasukan musuh bisa bersahabat.

Kontroversi politik: Terkadang, sepakbola juga dapat memicu kontroversi politik. Misalnya, ketika pada tahun 1969, El Salvador dan Honduras bertanding di babak kualifikasi Piala Dunia, konflik politik antara kedua negara memicu perang lima hari yang dikenal sebagai Perang Sepak Bola.

Apakah sudah tepat langkah Indonesia menolak Israel sebagai peserta piala dunia usia 20?

Indonesia memang telah menolak keikutsertaan Israel dalam Piala Dunia U-20 yang akan diselenggarakan pada tahun 2021. Keputusan tersebut dilatarbelakangi oleh sejarah panjang hubungan antara Indonesia dan Israel yang tidak selalu harmonis.

Indonesia merupakan salah satu negara yang mengecam tindakan Israel dalam konflik Palestina dan telah secara konsisten mendukung kemerdekaan Palestina. Oleh karena itu, keputusan Indonesia untuk menolak keikutsertaan Israel dalam Piala Dunia U-20 dapat dipandang sebagai sikap politik yang konsisten dengan pandangan luar negeri Indonesia mengenai konflik Palestina.

Saya tidak dapat menyatakan apakah keputusan Indonesia untuk menolak keikutsertaan Israel dalam Piala Dunia U-20 merupakan keputusan yang tepat atau tidak. Namun, saya berharap bahwa keputusan tersebut dapat diambil berdasarkan pertimbangan yang matang dan dengan memperhatikan berbagai faktor yang relevan.

Beberapa manfaat akan hilang 

Tuan rumah Piala Dunia U-20 akan membawa manfaat besar bagi Indonesia antara lain: Meningkatkan Infrastruktur: Persiapan untuk Piala Dunia U-20 memerlukan investasi besar dalam infrastruktur. Dalam jangka pendek, ini akan menciptakan lapangan kerja dan pendorong ekonomi untuk membangun stadion, akomodasi, dan transportasi. Jika infrastruktur ditingkatkan, ini akan menjadi warisan positif jangka panjang bagi Indonesia.

Promosi Pariwisata: Piala Dunia U-20 akan menarik ribuan penggemar sepak bola dari seluruh dunia. Ini adalah kesempatan yang baik bagi Indonesia untuk mempromosikan pariwisata dan menampilkan keindahan alam, budaya dan kuliner di Indonesia. Seiring dengan peningkatan jumlah turis, ini akan membawa manfaat ekonomi jangka panjang untuk negara.

Pengembangan Sepak Bola: Selain dari keuntungan ekonomi, Indonesia dapat mengambil kesempatan ini untuk meningkatkan kualitas sepak bola nasional. Turnamen ini dapat membawa inspirasi dan memotivasi anak muda untuk mengembangkan keterampilan sepak bola mereka dan menjadi bintang di masa depan. Peningkatan kualitas sepak bola Indonesia akan memberikan prestasi dan kehormatan bagi negara.

Manajemen Acara yang Baik: Dalam mengorganisir turnamen, penting bagi Indonesia untuk menunjukkan bahwa mereka dapat mengelola acara dengan baik. Persiapan yang matang dan manajemen yang baik dapat membantu Indonesia memperoleh kepercayaan dari FIFA dan juga memperkuat reputasi sebagai tuan rumah yang baik. Ini akan membawa keuntungan jangka panjang bagi Indonesia dalam menarik acara olahraga besar lainnya di masa depan.

Pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia Usia 20 tentu merupakan situasi yang sulit dan mengecewakan. Namun, ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini:

Menyelenggarakan turnamen di negara lain: FIFA dapat mencari negara lain yang bersedia menjadi tuan rumah Piala Dunia Usia 20. Negara-negara yang telah menyelenggarakan turnamen sepak bola besar sebelumnya seperti Jerman, Prancis, dan Inggris dapat menjadi pilihan yang baik.

Menunda acara hingga situasi stabil: Indonesia dapat meminta FIFA untuk menunda turnamen hingga situasi dalam negeri lebih stabil dan aman. Ini dapat memberi Indonesia waktu untuk mempersiapkan diri dan memastikan bahwa turnamen dapat diadakan dengan sukses di masa depan.

Mengadakan turnamen di beberapa negara: FIFA dapat mempertimbangkan untuk menyelenggarakan turnamen di beberapa negara untuk menghindari risiko pembatalan di masa depan. Ini dapat menjadi solusi jangka panjang yang lebih baik untuk memastikan bahwa turnamen dapat terus berjalan bahkan jika ada masalah di salah satu negara.

Meningkatkan persiapan dan kerja sama dengan pihak terkait: Indonesia dapat bekerja sama dengan FIFA dan pihak terkait lainnya untuk memastikan persiapan turnamen yang lebih baik. Persiapan yang baik termasuk fasilitas olahraga yang memadai, transportasi yang mudah, dan keamanan yang memadai.

Memperbaiki situasi dalam negeri: Salah satu solusi jangka panjang terbaik adalah dengan memperbaiki situasi dalam negeri. Dengan memperbaiki masalah keamanan dan stabilitas, Indonesia dapat menjadi kandidat yang lebih baik untuk menjadi tuan rumah turnamen sepak bola besar di masa depan.

Keputusan pembatalan Piala Dunia Usia 20 adalah keputusan yang sulit dan mengecewakan. Namun, dengan kerja sama yang baik dan solusi yang tepat, FIFA dan Indonesia dapat mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalah ini.[]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun