Mohon tunggu...
Ahmad Abni
Ahmad Abni Mohon Tunggu... Guru - Manusia akan mencapai esensi kemanusiaannya jika sudah mampu mengenal diri melalui sikap kasih sayang

Compasionate (mengajar PPKn di MTsN Bantaeng)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Politik dan Sepak Bola, Apa Korelasinya?

30 Maret 2023   09:36 Diperbarui: 30 Maret 2023   09:42 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Identitas nasional: Sepakbola telah menjadi sarana untuk memperkuat identitas nasional sejak awal abad ke-20. Sepakbola adalah olahraga yang dapat menyatukan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya dan sosial, dan dapat mengarahkan kebanggaan nasional dan semangat persatuan.

Diplomasi olahraga: Sepakbola telah digunakan sebagai alat diplomasi olahraga oleh banyak negara. Pada tahun 1967, misalnya, Indonesia menyelenggarakan turnamen sepakbola internasional untuk memperkuat hubungan diplomatiknya dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Propaganda politik: Sepakbola juga telah digunakan sebagai alat propaganda politik. Negara-negara seperti Nazi Jerman dan Uni Soviet menggunakan sepakbola untuk mempromosikan ideologi mereka kepada masyarakat.

Konflik politik: Sepakbola seringkali terlibat dalam konflik politik. Contohnya, dalam Perang Dunia I, pertandingan sepakbola antara tentara Inggris dan tentara Jerman di Tengah Lapangan Kebun di Flanders, Belgia, pada Natal 1914, dipandang sebagai contoh kecil ketika pasukan musuh bisa bersahabat.

Kontroversi politik: Terkadang, sepakbola juga dapat memicu kontroversi politik. Misalnya, ketika pada tahun 1969, El Salvador dan Honduras bertanding di babak kualifikasi Piala Dunia, konflik politik antara kedua negara memicu perang lima hari yang dikenal sebagai Perang Sepak Bola.

Apakah sudah tepat langkah Indonesia menolak Israel sebagai peserta piala dunia usia 20?

Indonesia memang telah menolak keikutsertaan Israel dalam Piala Dunia U-20 yang akan diselenggarakan pada tahun 2021. Keputusan tersebut dilatarbelakangi oleh sejarah panjang hubungan antara Indonesia dan Israel yang tidak selalu harmonis.

Indonesia merupakan salah satu negara yang mengecam tindakan Israel dalam konflik Palestina dan telah secara konsisten mendukung kemerdekaan Palestina. Oleh karena itu, keputusan Indonesia untuk menolak keikutsertaan Israel dalam Piala Dunia U-20 dapat dipandang sebagai sikap politik yang konsisten dengan pandangan luar negeri Indonesia mengenai konflik Palestina.

Saya tidak dapat menyatakan apakah keputusan Indonesia untuk menolak keikutsertaan Israel dalam Piala Dunia U-20 merupakan keputusan yang tepat atau tidak. Namun, saya berharap bahwa keputusan tersebut dapat diambil berdasarkan pertimbangan yang matang dan dengan memperhatikan berbagai faktor yang relevan.

Beberapa manfaat akan hilang 

Tuan rumah Piala Dunia U-20 akan membawa manfaat besar bagi Indonesia antara lain: Meningkatkan Infrastruktur: Persiapan untuk Piala Dunia U-20 memerlukan investasi besar dalam infrastruktur. Dalam jangka pendek, ini akan menciptakan lapangan kerja dan pendorong ekonomi untuk membangun stadion, akomodasi, dan transportasi. Jika infrastruktur ditingkatkan, ini akan menjadi warisan positif jangka panjang bagi Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun