Dia sudah wakamad kurikulum di SMK Telkom Makassar, namun tetap aktif sebagai penulis termasuk di kompasiana. Tugas barunya sebagai wakamad kurikulum membuatnya bekerja keras memikirkan bagaimana proses pembelajaran tetap hidup dan berjalan.Â
Termasuk dia telah mempersiapkan dua versi jadwal yakni versi pandemic dan versi situasi normal. Kurang tidur selama pandemik bukan hal baru baginya karena sewaktu di kampus sering begadang sambil diskusi tentang masalah sosial, filsafat, ekonomi dan agama.
Setelah mengajar lanjut ke sekolah untuk menyelesaikan tugas berikutnya. Di sana dia rasakan keringat dingin menyerangnya. Empat orang temannya memijit badannya pun tidak mampu menghentikan sakit dada di bagian kirinya sampai bibirnya sudah mulai agak kaku dan minta pamit pulang.Â
Dia pun sempatkan diri untuk cek out izin cepat pulang menggunakan kamera GPS, bahkan masih sempat menelpon sang kakak beberapa kali, tapi Hand Phone sang kakak tersailent.Â
Pesan voice saja yang berhasil ia kirimkan, pesannya berbahasa daerah Jeneponto. "kakak, tolong kak, sakit sekali dadaku sebelah kiri". Kurang lebih seperti itu jika saya terjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Sambil menangis sang istri menelpon kakak almarhum yang tempat kerjanya tidak terlalu jauh dari kediamannya. Tak ada sepatah kata, hanya suara tangisan histeris.....
Kerumunan tetangga di kediaman almarhum membuat perasaan sang kakak tidak karuan, kaget berbaur heran. Di dalam rumah sang adik sudah terbujur.
Innalillahi wa Innailaihi rojiun. Rabu, 20 Januari 2021, kini engkau telah pergi dan tak akan kembali, engkau tinggalkan keluarga kecilmu, istrimu menangis tepat di sampingmu dan tak sanggup melepasmu. Putri kecilmu tak tahan menahan pandangannya, mungkin tak mampu melihat bapaknya yang pucat dan tak ada candanya lagi.
Istri dan anakmu, saudara-saudaramu, kerabat-kerabatmu, guru-gurumu dan juga siswa-siswamu masih berharap ada keajaiban engkau kembali melanjutkan karyamu, menunaikan segala cita-citamu. Puisi-puisimu di Kompasiana, buku yang telah kau terbitkan akan menjadi jariyah dan akan menjadi penanda ke-eksisanmu.
Sahabat-sahabatmu, Irwan Dg. Lili, Syahrul Dg. Tola, Awal Dg. Ngasa, Mahyudi, Ajeng, Uni, Neni dan Saya sendiri kini datang melayatmu, melepas kepergianmu. Begitupun doa-doa dari teman seangkatan di jurusan PPKn (Salamuddin, Alam, Ichal, Ikra, Ma'ruf, Erni, Ria, Ayu, Aida, Darma, Niar, wasrah, Surianty, Aena, dll) pun mengalir dengan penuh harap akan ampunan dari Sang Maha Kuasa. Â Â
Ucapan belasungkawa dan doa mengiringi kepergianmu diberanda- beranda media sosial facebook ;
Alamsyah Kulle menulis di beranda Facebook;
Saudaraku......
Hari ini hanya bisa mengenangmu dengan sejuta memory yang kau tinggalkan......
Sahabatku yang baik.....
Teringat kalau kita bersama menginjakkan kaki di Pelataran UNM,, diospek bersama.....
Semua dilalui dengan suka dan ria....
Bersenandung bersama dalam majelis ilmu....
Dalam diam saya mengagumi perjalanan kariermu...
Di UNM khususnya FEIS Gunung sari engkau salah satu yang kukagumi sebagai SINGA Jalanan pada waktu itu,, tentu Â
Salamuddin Uwar adalah pendamping yang tak lekang dizaman itu....
Dalam diam pun saya kagum dengan perjalanan kerohanianmu,, begitu ber fluktuatif dalam pencaharianmu.....
Di HPMT kita banyak menghabiskan waktu...
KOPI adalah sarana paling menyejukkan untuk menyapamu dalam diskusi.....
Hari ini sisa foto dan kenangan indah tentangmu...
Sebagai sahabatmu "saya bersaksi engkau orang baik saudara,, tawadhu,, bersahaja" Innalillahi wainnailaihi rojiun.....
Alfatihah untukmu.....
Edi Sutanto menulis di beranda Facebook;
Innalillaahi Wainna Ilaihi Rojiun... Selamat jalan dinda Arman Syarif , Sesungguhnya sy bersaksi engkau orang yang baik. Semoga Allah swt mengampuni dosa2 dan melapangkan kuburmu. Alfatihah.Â
NB. Ini saat berada di toko buku Alfarabi Makassar
Sulhan Yusuf Daeng Litere menulis di beranda Facebook;
Jujur saya sedih, di tengah kondisi tubuh yang kurang sehat, saya mendengar seorang junior berpulang pada keabadian, dalam usia yang masih muda dan produktif menulis, Arman Syarif, penulis buku "Republik yang Sedang Oleng".
Andi menulis di beranda Facebook;
Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Al Fatiha. Semoga husnul khatimah. Diampuni segala dosa-dosa almarhum, diterima semua amal baiknya serta dilapangkan kuburnya. Amin.
Selamat jalan Kanda Armand Syarif, saya bersaksi engkau adalah orang baik. Sangat sedih dengan kepergiannya. Dan saya menyesal tidak sempat bersua waktu pulang ke Makassar. Padahal ada banyak waktu untuk itu.
Kini engkau telah pergi menuju jalan keabadian. Engkau mati muda, sebagaimana kata-kata Soe Hok Gie yang sering engkau kutip "Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda".
Tenanglah di sisiNya.