Mohon tunggu...
Ahmad Farohi Mubarok
Ahmad Farohi Mubarok Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Unissula Semarang

Nilailah dirimu sendiri sebelum kau menilai seseorang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pertemuan yang Berujung Perpisahan

7 Januari 2022   09:15 Diperbarui: 7 Januari 2022   09:18 1715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

     Mengapa harus ada pertemuan, yang pada akhirnya harus berpisah. Seperti halnya senja, yang menghilang menyisakan kegelapan. Kadang kita hidup tak selalu harus merasakan kebahagiaan. Pasti kita akan menemui fase kehancuran. Sebab pertemuan dan perpisahan adalah sesuatu hal yang tidak bisa di pisahkan dan tidak bisa pula kumpul menjadi satu.

     Waktu terus silih berganti dan tak mau berhenti. Begitu pula dengan kisah cintanya Ahmad dan Nayla. Tak terasa kisah asmara mereka sudah berjalan 2 tahun. Telah banyak hal yang mereka berdua lalui mulai dari senang sampai duka lara. Namun apalah daya mereka yang hanya berstatus insan kamil, jika di persatukan dengan orang yang mau menerima apa adanya.

     Namun akhir-akhir ini hubungan mereka di ambang kehancuran. Nayla merasakan ada yang berbeda pada Ahmad. Hingga membuat hatinya gelisah tiada henti. Ia bergumam dalam hatinya ada masalah apa, sehingga Ahmad makin kesini semakin menjauh. Bahkan menanyai perihal kabar Nayla pun sudah tidak, apalagi menanyai hal-hal yang spele. Meski menurut Ahmad spele tapi bagi Nayla sangatlah berarti. Sebab itulah bentuk perhatian sesama pasangan. Padahal waktu awal percintaan mereka, sungguh begitu romantis dan membuat iri siapa pun orang yang melihatnya.

     Akhirnya Nayla mengajak Ahmad bertemu di cafe pada malam hari. 

"Mad, kamu kenapa? Sepertinya akhir-akhir ini kamu mulai berubah" Tanya Nayla

"Maafin aku Nay, sepertinya kita harus berpisah" jawab Ahmad

" Lo kenapa?, emang aku sering menyakitimu ya? Jawab Nayla 

"Enggak kok Nay, kamu gak pernah menyakitiku. Aku disuruh orang tuaku menyantri di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur. Akhirnya aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita. Sebab aku disana gak bisa main HP, pulang ke rumah pun hanya satu kali dalam setahun, aku takut kalo kamu  bakal kesepian kalo aku sudah di Pondok. Lebih baik aku akhiri saja, biar kamu bisa mencari penggantiku yang bisa menemanimu setiap saat.

Lalu Nayla pergi meninggalkan Ahmad dengan isak tangis yang masih menggebu-gebu.

     Keesokan harinya, sahabat Nayla yang bernama Faya menghampiri Nayla yang sedang menyendiri di kelas. Faya pun bingung apa yang sedang terjadi dengan sahabatnya. Akhirnya Faya memberanikan diri untuk menanyai Nayla, apa yang sedang terjadi dengan sahabatnya.

"Nay kamu kenapa? Ada masalah apa? Hingga membuatmu sedih begini" Tanya Faya

"Aku baru di putusin sama Ahmad" jawab Nayla sambil meneteskan air mata

" lah kok bisa Ahmad memutuskanmu? apa dia sudah punya pacar baru?" jawab Faya

"Dia gak punya pacar baru, tapi dia di suruh orang tuanya untuk menyantri di Lirboyo" jawab Nayla

" kan bisa LDR an sih Nay" jawab Faya

"Dia takut kalo aku bakal kesepian kalo dia sudah di pondok" jawab Nayla

"Sabar ya Nay" jawab Faya sambil memegang tangan Nayla

Tet...tet...tet...tet...tet

Bel pulang pun berbunyi Nayla dan Faya merapikan peralatan belajar dan bergegas untuk pulang ke rumah.

     Sesampainya di rumah, Nayla masih melamun dalam kesendiriannya. Ia masih heran dengan ucapan Ahmad. Bahkan ia belum bisa melupakan Ahmad sepenuhnya, apalagi dengan mudah menggantikannya dengan orang lain yang belum tentu mempunyai sifat sepertinya.

1 bulan kemudian

     1 bulan telah berlalu, namun Nayla masih seperti dulu , masih belum bisa melupakan Ahmad. Sesosok laki-laki yang sangat ia cintai, sesosok lakik-laki yang menjadi bagian hidupnya, harus berpisah dalam kondisi cinta yang masih menggebu-gebu. Tiba-tiba ponsel handphonenya berbunyi 'kring...kring...kring". Setelah di buka, ternyata telepon dari Faya.

"halo Faya ada apa" tiba-tiba bicaranya di potong oleh 

"Nayla pun kaget, bukannya dia selama ini sehat" Tanya Nayla

"pokoknya kamu harus datang ke Rumah Sakit sekarang atau kamu tidak akan menjumpainya lag

"Iya Faya, aku akan kesana sekarang" jawab Nayla

     Usai tiba di rumah sakit, Nayla pun langsung menuju kamar Ahmad. Ia melihat Faya dan keluarga A

"Mad kamu sakit apa? Kok bisa sekritis ini? Tanya Nayla

"Aku gak papa kok Nay, cuma sakit biasa kamu jangan khawatir" jawab Ahmad sambil terbata-bata

"Bagaimana aku gak khawatir, keadaanmu aja sudah separah ini" jawab Nayla sambil meneteskan air mata

"Nay" jawab Ahmad 

"Iya Mad ada apa" jawab Nayla

"Sebenarnya aku masih sangat menyayangimu tapi umurku gak lama lagi, aku sudah di vonis oleh dokter bahwa umurku enggak panjang lagi cepat, atau lambat aku akan meninggalkanmu untuk selama-lamanya" jawab Ahmad sambil meneteskan ait mata

"Hussshhhhh, jangan berkata begitu! umurmu masih panjang, kita akan membangun keluarga bersama-sama sampai kita menjadi kakek dan nenek" jawab Nayla sambil meneteskan air mata, lebih deras dari sebelumnya

"Nay jaga dirimu baik-baik ya, aku akan selalu ada di hidupmu meski kita di alam yang berbeda" jawab Ahmad

     Tiba-tiba Ahmad menghembuskan nafas untuk yang terakhir kalinya. Nayla pun semakin kencang tangisannya, hingga orang yang ada di luar kamar mendengar dan segera masuk ke kamar Ahmad. Lalu mereka menanyakan apa yang sedang terjadi. Setelah di pegang pergelangan nadinya, ternyata Ahmad sudah meninggal dan meninggalkan kami untuk selama-lamanya.

Faya pun menceritakan kejadian yang sebenarnya, sehingga membuat Ahmad masuk Rumah Sakit dan membuatnya kritis.

" Nay Ahmad begini, karena pada saat perjalanan menuju pondoknya ia jatuh sakit, sebab selama ini ia mempunyai penyakit dalam yaitu: Tifus dan Asam Lambung. Saking parahnya, sehingga membuat tubuhnya semakin melemah dan membuat nyawanya gak bisa tertolong lagi.

Belum sempat menjawab, air mata Nayla sudah membasahi wajah Nayla. Ia merasa sedih karena telah kehilangan seseorang yang ia yakini akan menjadi pendamping hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun