Ujian demokrasi adalah situasi atau kejadian tertentu yang menguji kestabilan, keberlangsungan, atau kualitas dari sistem demokrasi suatu negara. Ujian demokrasi bisa datang dalam berbagai bentuk seperti krisis politik, ketegangan sosial, serangan terhadap kebebasan berpendapat, gangguan terhadap proses pemilihan umum yang adil, atau bahkan serangan terhadap lembaga-lembaga demokratis itu sendiri.Â
Ujian-ujian semacam ini dapat menentukan sejauh mana suatu negara atau daerah mampu mempertahankan prinsip-prinsip demokrasi serta kemampuannya untuk bertahan dalam menghadapi tantangan-tantangan politik, sosial, atau ekonomi yang muncul.
Lalu bagaimana dengan kondisi kampung dan kualitas politiknya?. Sesungguhnya, kondisi kampung ditentukan oleh kualitas politiknya. Pada dasarnya, setiap daerah memiliki konsep dan budaya politik yang berbeda-beda, hal itu dapat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, hingga sosialnya. Dan untuk memiliki kualitas politik harus dapat ditentukan melalui beberapa aspek, diantaranya :
Pertama, pendidikan politik, memberikan pendidikan politik yang lebih baik kepada masyarakat di tingkat lokal agar mereka memahami hak-hak dan tanggung jawab dalam proses politik.
Kedua, partisipasi aktif, mendorong partisipasi aktif warga dalam kegiatan politik seperti pemilihan umum, musyawarah desa, atau forum-forum diskusi yang memungkinkan mereka berkontribusi dalam pengambilan keputusan.
Ketiga, transparansi dan akuntabilitas, Memastikan transparansi dalam proses pengambilan keputusan, serta membangun sistem yang memungkinkan akuntabilitas para pemimpin lokal terhadap keputusan yang mereka buat.
Keempat, pelatihan dan pembinaan, melakukan pelatihan dan pembinaan bagi para pemimpin lokal atau tokoh masyarakat untuk memahami praktik-praktik politik yang sehat, termasuk prinsip-prinsip demokrasi dan tata kelola yang baik.
Kelima, pemberdayaan perempuan, mengedepankan peran dan partisipasi perempuan dalam politik lokal untuk memastikan representasi yang lebih merata dan inklusif.
Keenam, komitmen terhadap etika politik, mendorong praktek politik yang etis dan menghormati nilai-nilai demokrasi, termasuk menghindari praktik korupsi, politik identitas yang memecah belah, dan upaya-upaya yang merugikan proses demokrasi.
Hal-hal tersebut jika dibackup dengan baik, maka kualitas politik di kampung akang terhindar dari wujud politik "kampungan", dan di satu sisi masyarakat dengan sendirinya dapat menentukan pilihan sesuai dengan pengetahuan dirinya terhadap kualitas kandidat yang diusung, dan menghindari atau tidak memberikan suara keterwakilan atas dalil keluarga atau saudara. Di satu kualitas demokrasi akan lahir dengan sendiri, dan menjadi cerminan demokratis.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H