Unik dan menarik lampu colok dan hias bermotif islami pada malam 27 Ramadan 1445 Hijriyah di Kecamatan Kundur, Kecamatan Ungar, dan sekitarnya di Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau. Lampu hias berbagai motif ini menjadi daya tarik dan tontonan masyarakat. Apalagi lampu dibuat untuk memeriahkan akhir-akhir bulan suci ramadan dan masyarakat melayu menyebutkan sebagai malam tujuh likur.
Lampu colok dan  hias ini mulai dipasang  27 Ramadan hingga malam takbiran idul Fitri. Kegiatan ini dilakukan saban tahun diakhir bulan suci ramadan dan untuk menyambut  Idul Fitri.  Kegiatan  ini menjadi daya tarik tersendiri dan memberikan suasana ramadan bertambah semarak dan meriah.
Setiap Kecamatan dan Desa di Kabuapten Karimun tak akan melewatkan kegiatan pemasangan lampu colok dan hias. Menariknya, lampu colok dibuat sebaik mungkin. Ada yang berbentuk masjid, menara masjid, Lafaz Allah, ayat Al Quran, Miniatur Masjid dan berbagai bentuk yang diciptakan masyarakat agar lampu colok dan hias terlihat menarik dan indah.Â
Tradisi pemasangan lampu colok dan hias ini memberikan nilai-nilai religius, tak hanya memberikan kemeriahan di malam ramadan, namun ada nilai dan nuansa islami dan memberikan makna tersendiri bagi masyarakat melayu muslim disini.Â
Saya sendiri tak mau meninggalkan kesempatan  berkeliling melihat nuansa keindahan lampu colok dimalam ke 27 Ramadan. Momen tahunan ini banyak diabadaikan masyarakat untuk bersewa foto dan selfi. Jalan pun ikut macet. Dikarenakan ramainya masyarakat yang ingin menonton dan menyaksikan langsung keindahan lampu colok dan hias.
Namun, beberapa tahun ini kegiatan pemasangan lampu colok dan hias agak sedikit berbeda. Jika beberapa tahun lalu, lampu colok benar-benar terbuat dari minyak tanah, tetapi saat ini masyarakat banyak memanfaatkan lampu led sebagai penambah kecantikan lampu.Â
Penggunaan lampu led ini tak terlepas dari mahalnya minyak tanah yang dijual. Sehingga Ied adalah pilihan yang terbaik untuk pemasangan lampu hias pada akhir-akhir ramadan kali ini.
Selain itu banyaknya pembuatan dan pemasangan lampu colok dan hias juga tak terlepas dari kegiatan pemerintah Kabupaten Karimun, menjadi lampu colok dan hias sebagai festival tahunan. Hadianya juga cukup besar mencapai puluhan juta.
Kononnya, sejarah awal mulanya pemasangan lampu colok dan hias punya kisah dan sejarah tersendiri. Â Dimana tujuan pemasangan lampu in awalnya untuk memberikan penerang bagi masyarakat membayar zakat fitrah agar terhindar dari bahaya, apalagi dahulu belum ada penerang dan listrik.
Lampu colok ini terbuat dari potongan bambu, botol kaleng minuman ringan,  yang diisi minyak tanah dan  sumbu dari kain perca atau tali goni. Lampu colok juga menjadi penerang untuk warga menuju surau.Â
Pembuatan gerbang dan lampu colok, hias ini cukup lama. Mulai dari menyiapkan bahan-bahannya seperti materi kayu, sumbu, kaleng. Biaya pembuatanya juga cukup besar. Akan tetapi masyarakat biasanya bergotong royong mulai dari tua dan muda ikut membantu menyiapkan kegiatan lampu colok.
Dan menariknya, bagi yang kerja di luar ataupun merantau, mereka biasanya diminta untuk memberikan bantuak biaya. Dan biaya ini digunakan untuk pembelian minyak dan lampu ied.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H