Filosofi Kepemimpinan Pendidikan Trilogi Ki Hajar Dewantara
Teladan, Ambisi, dan  Bijaksana.
Filosofi kepemimpinan dalam trilogi Ki Hajar Dewantara mencerminkan nilai-nilai budaya yang kaya dan mendalam yang menjadi landasan bagi pembentukan karakter dan sikap seorang pemimpin. Trilogi ini bukan hanya sekadar serangkaian kata-kata, melainkan sebuah pandangan tentang bagaimana seorang pemimpin seharusnya bertindak, berpikir, dan memberi contoh kepada yang dipimpinnya.
Pertama, "Ing Ngarsa Sung Tuladha" bermakna pemimpin haruslah menjadi teladan bagi yang dipimpin. Dalam budaya Jawa, "Ngarsa Sung Tuladha" mengacu pada sikap seorang yang memberi contoh atau panutan.Â
Artinya, seorang pemimpin harus mampu menunjukkan kualitas dan integritas yang tinggi dalam segala aspek kehidupannya. Sebagai teladan, pemimpin harus mempraktikkan nilai-nilai moral dan etika yang baik, serta memperlihatkan dedikasi dan komitmen yang tinggi terhadap tugas dan tanggung jawabnya.Â
Dengan menjadi teladan, pemimpin akan membangun kepercayaan dan kredibilitas di antara bawahannya, serta menginspirasi mereka untuk mengikuti jejak yang baik.
Kedua, "Ing Madya Mangun Karsa" mengajarkan pentingnya memiliki cita-cita yang tinggi dan upaya yang sungguh-sungguh dalam mewujudkannya. "Madya Mangun Karsa" merujuk pada usaha dan upaya yang gigih dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Â
Seorang pemimpin harus memiliki visi yang jelas dan ambisi yang besar untuk kemajuan bersama. Dengan memiliki cita-cita yang mulia, pemimpin dapat menggerakkan dan memotivasi orang-orang di sekitarnya untuk bekerja keras menuju pencapaian tersebut.Â
Keberanian untuk mengambil risiko, ketekunan dalam menghadapi tantangan, dan keteguhan hati dalam menghadapi kegagalan merupakan sifat-sifat yang diperlukan bagi seorang pemimpin yang ingin mewujudkan cita-cita besar.
Ketiga, "Tut Wuri Handayani" menekankan pada sikap kepemimpinan yang bijaksana dan penuh kasih sayang. "Tut Wuri Handayani" secara harfiah berarti "pandanglah ke belakang, luruskanlah garis tangan". Ini menggambarkan peran seorang pemimpin sebagai pengayom dan pembimbing yang bijaksana bagi yang dipimpinnya.Â
Seorang pemimpin harus senantiasa memberikan arahan dan dukungan kepada bawahannya, serta siap untuk mendengarkan dan memahami kebutuhan serta aspirasi mereka. Kepemimpinan yang penuh kasih sayang dan pengertian akan menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif, di mana setiap individu merasa dihargai dan didukung untuk berkembang secara maksimal.
Dengan demikian, trilogi Ki Hajar Dewantara bukan hanya sekadar konsep kepemimpinan, melainkan sebuah pandangan holistik tentang bagaimana seorang pemimpin seharusnya bertindak dan berinteraksi dengan yang dipimpinnya. Dengan menginternalisasi nilai-nilai ini, diharapkan para pemimpin dapat membawa perubahan yang positif dan berkelanjutan bagi masyarakat dan bangsa, serta menjadi teladan bagi generasi mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H