Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Pendidikan, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung- Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca dan Menulis Dengan Moto Belajar dan Mengabdi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memperkuat Sinergi Tripusat Pendidikan: Untuk Memabagun Sistem Pendidikan Holistik dan Inklusif

5 Mei 2024   01:08 Diperbarui: 5 Mei 2024   01:15 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doc. PKBM Tresna Bhakti pada Kegiatan P3-Life Skill, 19 Juli 2023 

Memperkuat Sinergi Tri Pusat Pendidikan: Untuk Membangun Sistem Pendidikan Holistik dan Inklusif

Oleh: Ahmad Rusdiana

Pendidikan adalah aspek penting dalam kehidupan manusia. Ini adalah kunci pertumbuhan dan perkembangan pribadi dan profesional. Namun, pendekatan tradisional terhadap pendidikan selalu terfokus pada akademik dan nilai, seringkali mengabaikan aspek kesejahteraan individu lainnya. 

Di sinilah pendekatan holistik terhadap pendidikan dan pembelajaran berperan. Pendekatan ini mempertimbangkan keseluruhan pribadi, termasuk kebutuhan emosional, fisik, dan spiritual mereka. Pendidikan Inklusif bukanlah sekadar metode atau pendekatan pendidikan. 

Lebih dari itu pendidikan inklusif merupakan bentuk implementasi filosofi yang mengakui nilai-nilai kebhineka-tunggalikaan antar manusia yang di dalamnya terdapat misi luhur membangun kehidupan bersama yang harmonis dalam rangka meningkatkan kualitas pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan Inklusif dimaknai sebagai instrumen untuk meningkatkan taraf kemanusiaan melalui seperangkat kegiatan pendidikan. Nilai humanisme inilah yang menjadi ruh dari pengejewantahan pendidikan inklusif.

Ki Hajar Dewantara, yang dikenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia, mengembangkan konsep Tri Pusat Pendidikan yang melibatkan tiga lingkungan utama: keluarga, sekolah, dan masyarakat. 

Konsep ini bertujuan menciptakan sinergi antara ketiga lingkungan tersebut dalam mendidik anak-anak, memahami bahwa upaya pendidikan tidak dapat dilakukan oleh tenaga pendidik saja, melainkan harus didukung oleh lingkungan sekitar. 

Konsep Tri Pusat Pendidikan yang dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara merupakan fondasi penting dalam membangun sistem pendidikan yang holistik dan inklusif, mencakup dimensi spiritual, moral, dan akademis menjadi fokus penting dalam pengembangan sekolah yang inklusif dan berdaya. Dalam konsep ini, Fudyartanta (1990) menidentifikasi ada tiga lingkungan utama yang memiliki peran krusial dalam mendidik anak-anak: keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Pertama-tama, mari kita tinjau peran pendidikan di lingkungan keluarga. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan anak-anak. Di sinilah anak pertama kali diperkenalkan dengan nilai-nilai, norma, dan budaya yang akan membentuk kepribadiannya. 

Pendidikan di lingkungan keluarga mencakup pengajaran nilai-nilai moral, etika, dan perilaku yang baik. Orang tua atau anggota keluarga lainnya berperan sebagai guru pertama bagi anak-anak, memberikan contoh dan bimbingan yang penting dalam membentuk karakter dan kepribadian mereka. Oleh karena itu, penting bagi sistem pendidikan untuk mendukung peran keluarga dalam mendidik anak-anak dengan memberikan dukungan dan sumber daya yang diperlukan bagi orang tua.

Kedua, pendidikan di lingkungan sekolah memiliki peran penting dalam memberikan pengetahuan formal dan keterampilan akademik kepada anak-anak. Sekolah adalah tempat di mana anak-anak mendapatkan pendidikan formal yang terstruktur dan sistematis. Di sekolah, mereka belajar tidak hanya mata pelajaran akademik, tetapi juga keterampilan sosial, kreativitas, dan kepemimpinan. 

Guru dan tenaga pendidik di sekolah bertanggung jawab dalam memberikan pembelajaran yang berkualitas dan memotivasi siswa untuk mencapai potensi terbaik mereka. Selain itu, sekolah juga menjadi tempat untuk memupuk rasa kebersamaan, kebersihan, dan kedisiplinan, yang merupakan nilai-nilai penting dalam membentuk karakter anak-anak.

Ketiga, pendidikan di lingkungan masyarakat atau pemuda melibatkan peran serta aktif dari seluruh komunitas dalam mendukung pembelajaran dan perkembangan anak-anak. Masyarakat merupakan tempat di mana anak-anak dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang mereka pelajari di sekolah dan dari keluarga. 

Di sini, mereka berinteraksi dengan berbagai individu dan lingkungan yang beragam, yang membantu mereka memahami realitas sosial, ekonomi, dan budaya yang ada di sekitar mereka. Pendidikan di lingkungan masyarakat juga mencakup kegiatan ekstrakurikuler, program pengabdian masyarakat, dan peluang belajar informal yang dapat memperkaya pengalaman pendidikan anak-anak.

Pentingnya sinergi antara ketiga lingkungan pendidikan ini tidak bisa diragukan lagi. Setiap lingkungan saling terkait dan saling mempengaruhi dalam membentuk karakter, pengetahuan, dan keterampilan anak-anak. Misalnya, ketika nilai-nilai yang diajarkan di keluarga tidak sejalan dengan nilai yang diajarkan di sekolah, hal ini dapat membingungkan anak-anak dan menghambat perkembangan mereka. Oleh karena itu, perlu adanya koordinasi dan kolaborasi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung pertumbuhan holistik anak-anak. 

Selain itu, dalam membangun sistem pendidikan yang inklusif, penting untuk memperhatikan keberagaman dan kebutuhan individu anak-anak. Setiap anak memiliki potensi dan kebutuhan yang berbeda-beda, oleh karena itu pendidikan haruslah bersifat inklusif, memberikan kesempatan dan akses yang sama bagi semua anak untuk berkembang secara optimal. Hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan berbagai faktor seperti perbedaan budaya, bahasa, kemampuan fisik, dan kebutuhan khusus anak-anak.

Dalam konteks pendidikan modern, konsep Tri Pusat Pendidikan Dewantara tetap relevan dan menjadi acuan penting dalam merancang sistem pendidikan yang holistik dan inklusif, mencakup dimensi spiritual, moral, dan akademis menjadi fokus penting dalam pengembangan sekolah yang inklusif dan berdaya. Dengan memperkuat sinergi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat, kita dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang memberdayakan anak-anak untuk menjadi individu yang berkualitas, berdaya saing, dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Wallahu A'lam *****

Sinergitas, keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun