Secara keseluruhan, topografi curam membuat aliran air lebih cepat dan lebih kuat, memperbesar potensi terjadinya banjir bandang yang merusak. Oleh karena itu, daerah dengan kemiringan curam memerlukan perhatian khusus dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya alam untuk mengurangi risiko banjir yang sering terjadi di wilayah tersebut.
6. Pengelolaan Sampah yang Buruk
Masalah sampah yang menumpuk dan tidak terkelola dengan baik menjadi salah satu faktor utama yang memperburuk dampak banjir. Sampah, terutama yang tidak terurai seperti plastik, seringkali ditemukan menumpuk di sepanjang saluran air atau drainase, menyumbat aliran air dan menghalangi proses pembuangan air hujan yang seharusnya mengalir ke saluran drainase atau sungai.
Saat hujan deras turun, saluran air yang tersumbat oleh sampah tidak dapat menampung volume air yang besar. Akibatnya, air tidak dapat mengalir dengan lancar, sehingga terakumulasi di permukaan. Air yang tertahan ini bisa meluap ke jalan-jalan, pemukiman, atau area lain yang lebih rendah, menyebabkan terjadinya banjir. Selain itu, sampah yang menumpuk juga dapat memperburuk kerusakan lingkungan, seperti mencemari sungai atau saluran air dengan bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan.
Selain menyumbat saluran drainase, sampah yang menumpuk juga memperburuk kualitas air, karena bahan-bahan kimia dan mikroorganisme yang terkandung dalam sampah bisa mencemari air hujan yang mengalir. Hal ini menambah beban dalam pengelolaan banjir dan berpotensi memperburuk kondisi kesehatan masyarakat.
Pentingnya pengelolaan sampah yang baik, termasuk edukasi kepada masyarakat tentang cara membuang sampah pada tempatnya, serta pembangunan infrastruktur drainase yang lebih efektif, sangat dibutuhkan untuk mencegah banjir yang disebabkan oleh sampah. Mengurangi sampah yang menumpuk di saluran air merupakan langkah penting dalam mengurangi potensi banjir di perkotaan.
Upaya Penanggulangan
Banjir yang melanda Indonesia setiap musim hujan memang merupakan konsekuensi dari kombinasi antara faktor alam dan aktivitas manusia. Curah hujan yang tinggi, kondisi geografis yang rentan, serta kerusakan lingkungan akibat ulah manusia semakin memperburuk dampak banjir. Oleh karena itu, penanggulangan banjir memerlukan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, yang mencakup berbagai aspek, mulai dari pengelolaan lingkungan, perencanaan kota, peningkatan kesadaran masyarakat, hingga penegakan hukum.
1. Pengelolaan Lingkungan yang Lebih Baik
Melestarikan hutan dan memperbanyak ruang terbuka hijau (RTH) adalah langkah penting dalam mencegah banjir. Hutan memiliki peran sebagai penahan air dan mencegah erosi, sementara RTH berfungsi sebagai resapan air alami yang dapat menyerap air hujan. Pengelolaan lingkungan yang baik juga mencakup pengendalian alih fungsi lahan, seperti mengurangi penebangan liar dan pembukaan lahan untuk pembangunan yang merusak ekosistem. Dengan menjaga keberlanjutan alam, kapasitas tanah untuk menyerap air dapat terjaga, sehingga mengurangi potensi banjir.
2. Perencanaan Kota yang Berkelanjutan