Platform media sosial memudahkan tindakan ini karena para pelaku sering merasa aman dalam anonimitas mereka, atau karena tidak harus menghadapi korban secara langsung. Korban cyberbullying sering kali mengalami trauma emosional yang mendalam, yang bisa berdampak pada kesehatan mental mereka dalam jangka panjang, bahkan hingga menimbulkan depresi atau keinginan untuk menyakiti diri sendiri.
Dalam mengejar likes dan popularitas, banyak orang cenderung melupakan tanggung jawab sosial dan moral mereka. Nilai-nilai etika, seperti kejujuran, empati, dan rasa hormat, sering kali diabaikan demi keuntungan instan berupa popularitas online.Â
Akibatnya, lingkungan media sosial menjadi semakin beracun, dan dampak negatifnya menyebar ke berbagai aspek kehidupan nyata, baik secara sosial maupun psikologis.
3. Mencari Kembali Sentuhan Kemanusiaan
a. Batasi Waktu Layar
Mengatur waktu penggunaan gadget secara bijak merupakan langkah penting untuk membantu kita lebih fokus pada aktivitas yang melibatkan interaksi langsung dengan orang lain. Di era digital, di mana gadget seperti ponsel pintar, tablet, dan komputer menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, kita sering kali tanpa sadar menghabiskan banyak waktu di dunia maya, baik untuk bekerja, bermain, atau berkomunikasi.Â
Namun, terlalu banyak waktu yang dihabiskan dengan gadget dapat mengganggu hubungan interpersonal dan mengurangi kualitas interaksi langsung dengan orang di sekitar kita.
Dengan mengatur waktu penggunaan gadget, kita dapat menciptakan batas yang sehat antara dunia digital dan dunia nyata. Ini membantu kita untuk lebih hadir secara fisik dan emosional dalam interaksi tatap muka.Â
Saat kita berfokus pada percakapan dengan orang lain tanpa terganggu oleh notifikasi atau keinginan untuk memeriksa media sosial, kita bisa lebih mendengarkan, merespons dengan lebih empati, dan benar-benar memahami perasaan serta kebutuhan lawan bicara. Kehadiran penuh ini menciptakan hubungan yang lebih kuat, karena kita menunjukkan bahwa kita menghargai waktu dan perhatian orang lain.
Selain itu, pengelolaan waktu penggunaan gadget juga membantu kita menciptakan rutinitas yang lebih seimbang. Dengan menetapkan waktu tertentu untuk menggunakan gadget, kita dapat memprioritaskan kegiatan yang melibatkan interaksi langsung, seperti berkumpul bersama keluarga, bersosialisasi dengan teman, atau mengikuti aktivitas fisik dan hobi.Â