Era digital telah menciptakan perubahan besar dalam cara manusia berinteraksi, bekerja, dan mengakses informasi. Perkembangan teknologi yang pesat telah membawa berbagai kemudahan, mulai dari akses cepat terhadap pengetahuan hingga kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang-orang dari seluruh dunia dalam hitungan detik.
 Namun, seiring dengan kemajuan ini, muncul tantangan baru, terutama terkait hubungan sosial dan nilai-nilai kemanusiaan. Ketergantungan pada teknologi digital sering kali menimbulkan pergeseran dalam cara kita berinteraksi, di mana keintiman, empati, dan sentuhan manusiawi sering terabaikan.
Di tengah dominasi alat-alat digital yang menghubungkan kita secara virtual, ada kekhawatiran bahwa kita mulai kehilangan hubungan yang autentik dengan sesama. Banyak yang merasa bahwa interaksi yang dulunya hangat dan penuh makna kini tergantikan oleh layar dan pesan singkat.Â
Oleh karena itu, penting untuk merenungkan kembali esensi kemanusiaan kita dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus menemukan keseimbangan antara manfaat teknologi dan kebutuhan akan hubungan interpersonal yang mendalam.Â
Dalam konteks ini, upaya untuk memanusiakan kembali diri di era digital menjadi sebuah keharusan agar kita tidak terjebak dalam dunia yang semakin individualistis dan terisolasi secara emosional.
1. Digitalisasi dan Isolasi Sosial
a. Koneksi Virtual vs. Realitas
Meskipun teknologi memberikan akses mudah untuk berkomunikasi dengan banyak orang, secara paradoks, banyak dari kita justru merasa lebih kesepian dan terisolasi. Salah satu penyebab utama dari fenomena ini adalah sifat interaksi online yang sering kali dangkal dan terbatas.Â