Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Teka-Teki Klasik Terpecahkan, Penelitian Ilmiah Ungkap Apakah Ayam atau Telur yang Lebih Dulu Ada?

15 Oktober 2024   17:31 Diperbarui: 15 Oktober 2024   17:56 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/evelyncastro85 

Fosil telur yang ditemukan dari periode Cretaceous menunjukkan bahwa banyak spesies burung purba telah bereproduksi menggunakan telur dengan cangkang keras, mirip dengan yang kita kenal saat ini. Ini berarti bahwa selama lebih dari 100 juta tahun sebelum ayam muncul, sudah ada burung-burung yang bertelur dan menelurkan keturunan mereka.

Kenyataan ini memperkuat argumen bahwa jika kita membicarakan telur dalam konteks burung, ayam jelas bukan yang pertama. Evolusi telur dalam kelompok burung sudah dimulai jauh sebelum ayam domestik diciptakan, menunjukkan bahwa meskipun ayam memiliki peran penting dalam pertanian dan budaya manusia saat ini, mereka adalah produk dari sejarah evolusi yang jauh lebih panjang yang dimulai dengan kelompok burung purba dan telur mereka.

Dalam konteks evolusi, jelas bahwa telur muncul jauh sebelum ayam. Meskipun ini bisa dianggap sebagai penjelasan yang mengejutkan bagi para pendukung ayam, penting untuk memahami bahwa cara kita menafsirkan pertanyaan dapat menghasilkan jawaban yang berbeda. 

Dr. Ellen Mather menggarisbawahi bahwa "tergantung pada bagaimana menafsirkan pertanyaannya, kedua jawaban bisa benar."

Sebagai contoh, jika kita bertanya secara umum mengenai telur sebagai bentuk reproduksi, maka telur memang ada jauh sebelum ayam. Namun, jika kita mempersempit pertanyaannya menjadi apakah ayam atau telur ayam yang muncul terlebih dahulu, situasi menjadi lebih kompleks. Pertanyaan ini merujuk pada telur ayam spesifik, yang hanya dapat diletakkan oleh ayam. 

Dalam hal ini, kita harus memahami bahwa ayam domestik modern (Gallus gallus domesticus) berevolusi dari nenek moyangnya yang lain, seperti ayam hutan merah.

Proses evolusi menunjukkan bahwa ayam-ayam tersebut, meskipun berasal dari spesies yang lebih tua, akan menghasilkan telur yang bisa dibilang merupakan telur ayam. Jadi, dalam konteks ini, telur ayam bisa dianggap muncul setelah ayam. Telur ayam pertama kemungkinan besar dihasilkan oleh burung yang hampir sepenuhnya menyerupai ayam, tetapi mungkin masih memiliki beberapa perbedaan genetik dari ayam modern.

Dengan demikian, teka-teki klasik "mana yang lebih dulu, ayam atau telur?" lebih dalam dan lebih rumit daripada yang tampak. Kita bisa berpikir bahwa ayam hanya bisa menetas dari telur ayam, yang tentunya hanya bisa dihasilkan oleh ayam. 

Oleh karena itu, dalam kerangka evolusi spesifik ini, jika kita berbicara tentang ayam sebagai spesies, maka ayam akan lebih dulu ada sebelum telur ayam yang dihasilkan. Ini menyoroti bagaimana pertanyaan yang tampaknya sederhana bisa memiliki jawaban yang kompleks, tergantung pada konteks dan definisi yang digunakan.

Aristoteles, sebagai salah satu pemikir awal yang menjelajahi perdebatan antara ayam dan telur, menganggapnya sebagai contoh dari konsep regresi tak terbatas. 

Dalam pandangannya, ayam menetas dari telur yang diletakkan oleh ayam, dan siklus ini terus berlanjut tanpa akhir, menciptakan kesan bahwa setiap spesies adalah entitas yang statis dan tidak berubah sepanjang waktu. Namun, dengan perkembangan pemahaman modern kita tentang evolusi, kita menyadari bahwa pandangan ini tidak akurat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun