Dengan pemahaman ini, ayam domestik modern adalah hasil dari proses evolusi panjang yang dipengaruhi oleh lingkungan alam dan interaksi manusia. Para ilmuwan meyakini bahwa ayam yang kita kenal sekarang merupakan hasil dari percampuran genetika unggas liar dengan seleksi domestikasi.Â
Ini menunjukkan bahwa ayam domestik muncul jauh lebih baru dalam sejarah dibandingkan telur, yang telah ada selama jutaan tahun sebagai sarana reproduksi banyak spesies sebelum ayam berevolusi.
Jadi, dalam konteks teka-teki ayam dan telur, asal-usul ayam sebagai spesies yang berevolusi dari Gallus gallus membantu memperjelas bahwa telur, dalam pengertian umum, muncul jauh sebelum ayam domestik pertama kali ada.
Seiring waktu, unggas hutan merah (Gallus gallus) mulai beradaptasi dengan lingkungan baru yang diciptakan oleh kehadiran manusia. Ketika manusia mulai membuka lahan untuk bertani, burung-burung liar ini tertarik ke tepi ladang yang menyediakan sumber makanan yang melimpah, seperti biji-bijian dan serangga. Kedekatan ini menciptakan hubungan simbiotik di mana unggas-unggas ini mulai berinteraksi lebih sering dengan manusia.
Burung-burung ini secara bertahap menjadi lebih terbiasa dengan kehadiran manusia. Mereka mulai mengurangi perilaku teritorial, tidak lagi seagresif saat berada di habitat hutan aslinya.Â
Dengan lingkungan yang lebih stabil dan aman, mereka mulai membesarkan anak-anak ayam yang lebih besar, yang lebih kuat dan lebih mampu bertahan hidup. Perubahan ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan serta proses seleksi alami dan buatan yang dilakukan oleh manusia, yang mulai memilih unggas yang lebih mudah dijinakkan dan lebih produktif.
Secara bertahap, unggas hutan liar ini mengalami domestikasi. Mereka berubah dari spesies liar menjadi spesies domestik, yang dikenal sebagai Gallus gallus domesticus, atau ayam modern yang kita kenal saat ini.Â
Proses domestikasi ini memakan waktu ribuan tahun, di mana burung-burung ini beradaptasi dengan kehidupan di sekitar manusia, menjadi lebih jinak, lebih produktif dalam bertelur, dan menghasilkan keturunan yang lebih besar.
Domestikasi ini tidak hanya mengubah perilaku unggas tersebut, tetapi juga mempengaruhi penampilan fisik mereka. Manusia mulai memilih unggas dengan karakteristik yang diinginkan, seperti ukuran tubuh yang lebih besar, pertumbuhan yang cepat, dan kemampuan bertelur lebih banyak. Hal ini menjadikan ayam domestik modern sebagai spesies yang sangat berbeda dari nenek moyang hutan liarnya, meskipun mereka masih berbagi banyak kesamaan genetik.
Dengan demikian, burung hutan merah yang awalnya liar mengalami transformasi menjadi spesies baru, ayam domestik, melalui interaksi dengan manusia dan proses domestikasi yang berlangsung selama ribuan tahun. Ini menjadikan ayam sebagai hasil dari evolusi yang melibatkan faktor alam dan campur tangan manusia.
Sebelumnya, para peneliti berpendapat bahwa ayam domestik pertama kali muncul sekitar 10.000 tahun yang lalu, namun analisis lebih lanjut mengungkapkan bahwa banyak dari spesimen yang dianggap sebagai ayam sebenarnya adalah burung liar lain, seperti bebek. Hal ini menyebabkan kebingungan mengenai kapan tepatnya ayam pertama kali dijinakkan.