ayam atau telur? Jawaban ini berasal dari perspektif evolusi dan biologi, yang menawarkan sudut pandang ilmiah mengenai asal-usul kehidupan.
Para ilmuwan akhirnya berhasil memberikan jawaban yang lebih jelas untuk pertanyaan klasik: mana yang lebih dulu,Seperti dijelaskan oleh Jules Howard, penulis dan pakar zoologi, telur merupakan mekanisme yang telah ada sejak awal evolusi kehidupan di Bumi, jauh sebelum spesies ayam itu sendiri muncul. Telur merupakan alat utama dalam reproduksi hewan non-mamalia, seperti reptil, burung, dan amfibi. Ini menunjukkan bahwa telur adalah metode evolusi untuk memastikan garis keturunan genetik terus berlanjut.
Namun, jika pertanyaannya adalah mengenai "telur ayam" secara spesifik---telur yang menghasilkan ayam modern---maka ayam harus lebih dulu ada. Menurut teori evolusi, ayam pertama muncul dari mutasi genetik pada dua hewan yang sangat mirip dengan ayam tetapi secara teknis belum bisa disebut ayam. Kedua hewan ini kawin dan menghasilkan telur, yang akhirnya menetas menjadi ayam pertama.
Jadi, jika yang dimaksud adalah telur secara umum, telur memang muncul jauh sebelum ayam. Tetapi jika mengacu pada telur ayam, maka ayamlah yang lebih dulu ada, karena telur ayam tidak akan ada tanpa keberadaan ayam yang menghasilkan telur tersebut.
Dengan pendekatan ini, jawaban pertanyaan "mana yang lebih dulu, ayam atau telur?" bergantung pada bagaimana kita mendefinisikan "telur."
Evolusi telur menjadi salah satu kunci utama dalam perkembangan kehidupan di Bumi seperti yang kita kenal sekarang. Menurut Jules Howard, telur memainkan peran penting dalam menciptakan variasi genetik di antara spesies melalui reproduksi seksual. Sebelum telur berkembang, banyak organisme awal bereproduksi secara aseksual, melalui proses yang menyerupai kloning, di mana individu baru merupakan salinan genetik yang identik dari induknya. Meskipun cara ini efisien, hal ini menyebabkan populasi yang sangat rentan terhadap ancaman seperti virus dan parasit karena kurangnya variasi genetik.
Telur mengubah dinamika ini secara drastis. Dengan adanya telur sebagai tempat bagi sperma dan sel telur untuk bergabung, proses reproduksi seksual mulai muncul. Reproduksi seksual memungkinkan terciptanya kombinasi genetik baru, menghasilkan individu yang unik dalam setiap generasi. Variasi genetik ini menjadi kunci utama bagi spesies untuk bertahan dan beradaptasi terhadap lingkungan yang terus berubah, termasuk ancaman dari penyakit.
Howard menekankan bahwa tanpa seks dan evolusi telur, individu-individu dalam spesies kemungkinan besar akan lebih mudah dihancurkan oleh virus. Karena semua individu dalam populasi kloning memiliki materi genetik yang sama, serangan virus yang berhasil akan menghancurkan seluruh populasi sekaligus. Dengan reproduksi seksual, keragaman genetik meningkatkan peluang beberapa individu dalam populasi memiliki resistansi terhadap penyakit, yang pada akhirnya membantu kelangsungan hidup spesies tersebut.
Jadi, telur bukan hanya sarana untuk melanjutkan kehidupan, tetapi juga menjadi salah satu inovasi evolusi yang memungkinkan terciptanya spesies yang lebih tangguh dan mampu bertahan dalam menghadapi tantangan lingkungan.
Telur pertama dalam sejarah kehidupan di Bumi sangat berbeda dari telur yang kita kenal saat ini, seperti yang diungkapkan oleh Jules Howard. Telur-telur purba ini bukanlah telur dengan cangkang keras seperti yang dihasilkan oleh burung modern, melainkan lebih sederhana dan berasal dari makhluk primitif seperti ubur-ubur atau organisme mirip cacing.Â
Sekitar 600 juta tahun yang lalu, sebelum kehidupan kompleks muncul di darat, makhluk laut primitif mulai bereproduksi menggunakan telur-telur kecil ini.