Tekanan darah tinggi adalah salah satu faktor risiko utama untuk stroke. Mengelola hipertensi dengan cara yang tepat, termasuk gaya hidup sehat dan pengobatan, dapat mengurangi risiko stroke secara substansial.
b. Merokok
Kebiasaan merokok sangat berkontribusi terhadap peningkatan risiko stroke. Berhenti merokok adalah salah satu cara paling efektif untuk menurunkan risiko kesehatan yang serius, termasuk stroke.
Dengan demikian, meskipun penelitian ini menunjukkan bahwa golongan darah A memiliki keterkaitan dengan risiko stroke dini, individu yang memiliki golongan darah ini tidak perlu merasa khawatir berlebihan. Mereka harus lebih fokus pada pengelolaan faktor risiko yang lebih signifikan, seperti hipertensi dan kebiasaan merokok, untuk mengurangi kemungkinan terkena stroke. Pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor ini dapat membantu individu mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk menjaga kesehatan kardiovaskular mereka.
Penelitian mengenai hubungan antara golongan darah dan risiko penyakit kardiovaskular menunjukkan bahwa gen yang mengatur golongan darah, khususnya yang dikenal sebagai lokus ABO, memiliki dampak signifikan pada kesehatan pembuluh darah dan risiko penyakit jantung. Berikut adalah penjelasan mengenai temuan tersebut:
1. Hubungan antara Lokus ABO dan Kesehatan Jantung
a. Lokus ABO
Lokus ABO adalah bagian dari genom yang bertanggung jawab untuk menentukan golongan darah seseorang (A, B, AB, atau O). Penelitian menunjukkan bahwa variasi genetik di lokus ini dapat memengaruhi lebih dari sekadar golongan darah; ia juga terkait dengan beberapa kondisi kardiovaskular, termasuk kalsifikasi arteri koroner.
b. Kalsifikasi Arteri Koroner
Kalsifikasi arteri koroner adalah kondisi di mana ada penumpukan kalsium dalam arteri koroner, yang dapat membatasi aliran darah ke jantung. Kalsifikasi ini sering kali menjadi indikator awal penyakit jantung dan meningkatkan risiko serangan jantung. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa individu dengan golongan darah tertentu, seperti A dan B, memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk mengalami kalsifikasi arteri koroner. Ini menunjukkan bahwa faktor genetik yang mendasari golongan darah dapat berperan dalam proses yang menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah.
2. Risiko Pembekuan Darah dan Trombosis Vena