Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Pentingnya Menjaga Keamanan Diri untuk Anak Usia Dini: Belajar dari Kisah Si Geni dan Si Aksa

10 Oktober 2024   17:26 Diperbarui: 10 Oktober 2024   17:29 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/freepik 

Setelah anak-anak berani menolak dengan tegas dan berteriak "Tidak mau!" saat menghadapi situasi yang tidak aman, langkah selanjutnya yang penting adalah segera pergi ke tempat yang ramai. Mengajarkan anak untuk langsung menjauh dari orang yang berperilaku mencurigakan dan menuju tempat ramai akan meningkatkan keselamatan mereka. Tempat ramai lebih aman karena ada banyak orang di sekitar yang dapat membantu jika terjadi sesuatu.

Selain pergi ke tempat ramai, anak-anak harus diajarkan untuk tidak ragu meminta pertolongan dengan berteriak "Tolong!" atau "Bantu saya!" jika mereka merasa dalam bahaya. Teriakan ini akan menarik perhatian orang-orang di sekitar dan memberi sinyal bahwa anak membutuhkan bantuan segera. Situasi darurat seperti ini memerlukan respons cepat, sehingga berteriak dan mencari bantuan di tempat umum adalah cara efektif untuk memastikan mereka mendapatkan pertolongan dengan cepat.

Langkah-langkah ini dirancang untuk memberi anak rasa kontrol atas situasi yang tidak nyaman, sekaligus mengajarkan mereka cara-cara praktis untuk melindungi diri saat berada di luar pengawasan orang tua atau orang dewasa yang mereka percayai.

6. Tidak Perlu Takut atau Malu

Penting bagi anak-anak untuk memahami bahwa meminta bantuan adalah hal yang wajar dan perlu dilakukan, terutama ketika mereka merasa tidak nyaman atau terancam. Anak-anak sering kali merasa ragu untuk berbicara atau mencari pertolongan karena takut dianggap salah, merasa malu, atau khawatir tidak akan dipercaya. Namun, mereka harus diajarkan bahwa keselamatan mereka adalah prioritas utama, dan meminta bantuan dari orang yang dapat dipercaya, seperti orang tua atau guru, adalah langkah yang tepat dan penting. 

Dengan memberi tahu orang tua, guru, atau orang dewasa yang mereka percayai, anak-anak dapat memperoleh dukungan dan bantuan yang diperlukan untuk mengatasi situasi sulit. Orang tua dan guru juga bisa memberikan bimbingan, perlindungan, serta memastikan bahwa situasi yang mengancam tidak terjadi lagi. 

Mengajarkan kepada anak-anak bahwa tidak ada yang salah dengan berbicara atau melaporkan kejadian yang membuat mereka tidak nyaman adalah bagian penting dari membangun rasa aman. Ini membantu anak-anak merasa berdaya dan tahu bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi masalah. Membuat mereka merasa didengar dan dipahami akan mendorong anak-anak untuk lebih terbuka dan jujur saat mereka merasa ada yang salah, tanpa takut dihakimi atau dimarahi.

7. Tidak Ada yang Boleh Memaksa

Anak-anak harus memahami bahwa mereka memiliki hak penuh atas tubuh mereka sendiri. Tidak ada satu pun orang, termasuk orang terdekat seperti orang tua, kakak, paman, kakek, atau bahkan teman, yang boleh memaksa mereka melakukan sesuatu yang tidak mereka inginkan, terutama jika berkaitan dengan sentuhan atau tindakan yang membuat mereka merasa tidak nyaman. Mengajarkan anak-anak bahwa mereka memiliki kendali atas tubuh mereka sejak dini sangat penting untuk melindungi mereka dari situasi yang berpotensi berbahaya.

Pesan ini menegaskan bahwa tubuh setiap individu adalah hak pribadinya, dan anak-anak memiliki hak untuk berkata “tidak” kepada siapa pun yang mencoba melanggar batas mereka. Ini juga membantu anak-anak memahami konsep privasi dan batasan, bahwa tidak semua bentuk kontak fisik itu baik atau benar, meskipun dilakukan oleh orang-orang yang mereka kenal atau sayangi.

Anak-anak juga perlu diajarkan bahwa mengatakan "tidak" bukanlah tanda ketidakpatuhan, melainkan tanda bahwa mereka menjaga diri dan menghargai hak-hak mereka sendiri. Selain itu, mereka harus merasa didukung oleh orang tua dan guru dalam menjaga batasan ini. Dengan demikian, anak-anak akan merasa lebih percaya diri dalam mempertahankan hak mereka dan tahu bahwa mereka memiliki kebebasan untuk menolak tanpa rasa takut, bahkan jika orang yang mencoba memaksa mereka adalah orang terdekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun