Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

#Desperate Jeritan Generasi Muda dan Tantangan Dunia Kerja Modern

9 Oktober 2024   22:08 Diperbarui: 9 Oktober 2024   22:45 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/incmagazine 

Pendahuluan

Munculnya tagar #Desperate di kalangan pencari kerja muda di LinkedIn mencerminkan keprihatinan yang semakin mendalam terkait kondisi pasar kerja saat ini. Dalam beberapa tahun terakhir, persaingan dalam dunia kerja telah menjadi semakin ketat, terutama bagi generasi muda yang baru memasuki pasar kerja. 

Banyak dari mereka yang telah menempuh pendidikan tinggi dan mengembangkan keterampilan, tetapi tetap kesulitan menemukan posisi yang sesuai dengan kualifikasi mereka.

Fenomena ini tidak hanya menunjukkan tantangan yang dihadapi oleh para pencari kerja, tetapi juga menyoroti perubahan dalam dinamika pasar tenaga kerja, di mana permintaan terhadap keterampilan tertentu tidak selalu sejalan dengan jumlah lulusan yang memasuki bidang tersebut. T

agar #Desperate menjadi simbol dari rasa frustrasi dan putus asa yang dirasakan oleh banyak generasi muda, yang merasa terjebak dalam siklus pengangguran dan kekhawatiran akan masa depan mereka. 

Dalam konteks ini, penting untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi ini serta mencari solusi yang dapat membantu para pencari kerja muda untuk lebih siap dan adaptif dalam menghadapi tantangan di pasar kerja.

Mengapa #Desperate Menjadi Tren? 

1. Persaingan yang Ketat 

Jumlah lulusan perguruan tinggi yang terus meningkat di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menciptakan tantangan tersendiri di pasar kerja. Setiap tahun, ribuan lulusan baru memasuki dunia kerja, namun ketersediaan lapangan pekerjaan yang memadai tidak mampu mengimbangi jumlah tersebut. Hal ini menyebabkan persaingan yang semakin sengit di antara para pencari kerja.

Faktor-faktor yang berkontribusi pada ketidakseimbangan ini antara lain:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun