Pendahuluan
Munculnya tagar #Desperate di kalangan pencari kerja muda di LinkedIn mencerminkan keprihatinan yang semakin mendalam terkait kondisi pasar kerja saat ini. Dalam beberapa tahun terakhir, persaingan dalam dunia kerja telah menjadi semakin ketat, terutama bagi generasi muda yang baru memasuki pasar kerja.Â
Banyak dari mereka yang telah menempuh pendidikan tinggi dan mengembangkan keterampilan, tetapi tetap kesulitan menemukan posisi yang sesuai dengan kualifikasi mereka.
Fenomena ini tidak hanya menunjukkan tantangan yang dihadapi oleh para pencari kerja, tetapi juga menyoroti perubahan dalam dinamika pasar tenaga kerja, di mana permintaan terhadap keterampilan tertentu tidak selalu sejalan dengan jumlah lulusan yang memasuki bidang tersebut. T
agar #Desperate menjadi simbol dari rasa frustrasi dan putus asa yang dirasakan oleh banyak generasi muda, yang merasa terjebak dalam siklus pengangguran dan kekhawatiran akan masa depan mereka.Â
Dalam konteks ini, penting untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi ini serta mencari solusi yang dapat membantu para pencari kerja muda untuk lebih siap dan adaptif dalam menghadapi tantangan di pasar kerja.
Mengapa #Desperate Menjadi Tren?Â
1. Persaingan yang KetatÂ
Jumlah lulusan perguruan tinggi yang terus meningkat di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menciptakan tantangan tersendiri di pasar kerja. Setiap tahun, ribuan lulusan baru memasuki dunia kerja, namun ketersediaan lapangan pekerjaan yang memadai tidak mampu mengimbangi jumlah tersebut. Hal ini menyebabkan persaingan yang semakin sengit di antara para pencari kerja.
Faktor-faktor yang berkontribusi pada ketidakseimbangan ini antara lain: