Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jarak Generasi, Mengapa Hubungan Orang Tua dan Anak Semakin Renggang?

4 Oktober 2024   16:12 Diperbarui: 4 Oktober 2024   16:12 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara keseluruhan, dengan meluangkan waktu khusus untuk keluarga dan melakukan aktivitas yang menyenangkan tanpa gangguan gawai, keluarga dapat menciptakan momen-momen berharga yang mempererat hubungan. Ini adalah investasi dalam hubungan yang akan terus berkembang dan menguatkan ikatan keluarga di tengah tekanan dan distraksi kehidupan modern.

3. Saling Menghormati 

Menghormati perbedaan pendapat dan pilihan hidup masing-masing merupakan fondasi penting dalam menciptakan hubungan keluarga yang harmonis dan saling mendukung. Dalam keluarga, setiap individu memiliki pengalaman, nilai-nilai, dan pandangan yang unik, yang bisa berbeda dari anggota keluarga lainnya, termasuk antara orang tua dan anak. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa setiap orang berhak memiliki pendapat dan pilihan hidup sendiri, dan menghormati perbedaan ini adalah kunci untuk menjaga kedekatan emosional dan membangun hubungan yang sehat.

Sikap menggurui atau memaksakan kehendak sering kali muncul ketika seseorang merasa bahwa pendapat atau pilihannya lebih benar atau lebih baik daripada yang lain. Namun, sikap ini dapat menimbulkan konflik dan memperlebar jarak emosional. Misalnya, ketika orang tua terus-menerus memaksakan pandangan mereka tentang karier, pendidikan, atau bahkan hal-hal sederhana seperti hobi atau gaya berpakaian, anak-anak mungkin merasa tidak dihargai atau dikendalikan. Hal ini bisa menyebabkan mereka menarik diri, merasa kurang percaya diri, atau bahkan memberontak.

Sebaliknya, ketika orang tua menunjukkan sikap menghormati perbedaan, mereka menciptakan ruang yang aman bagi anak-anak untuk menjadi diri mereka sendiri. Menghormati bukan berarti harus setuju dengan setiap pilihan atau pendapat anak, tetapi lebih tentang memberi mereka ruang untuk mengekspresikan diri tanpa takut dihakimi atau dipaksa untuk berubah. Ini juga berlaku sebaliknya---anak-anak juga perlu belajar menghormati pendapat dan pengalaman hidup orang tua, bahkan ketika mereka tidak sepenuhnya memahami atau setuju dengan cara pandang orang tua.

Salah satu cara untuk menghormati perbedaan pendapat adalah dengan mendengarkan secara aktif. Ketika anggota keluarga berbagi pikiran atau perasaan mereka, penting untuk mendengarkan tanpa menyela atau langsung mengoreksi. Dengarkan dengan niat untuk memahami, bukan untuk menyiapkan jawaban atau argumen. Setelah mendengar, cobalah merespon dengan empati dan validasi, seperti dengan mengatakan, "Aku bisa melihat mengapa kamu berpikir begitu," atau, "Itu pendapat yang menarik, terima kasih sudah berbagi." Dengan cara ini, anak-anak akan merasa dihargai dan lebih terbuka untuk berdialog, bukan merasa terpojok atau dikendalikan.

Menghindari sikap menggurui juga berarti mengakui bahwa setiap individu, termasuk anak-anak, memiliki hak untuk membuat kesalahan dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Kadang-kadang, orang tua merasa perlu memberikan nasihat yang menurut mereka terbaik untuk anak-anak, tetapi terus-menerus memberikan nasihat tanpa diminta bisa membuat anak merasa ditekan atau tidak dipercaya. Memberikan ruang bagi anak untuk mengambil keputusan, termasuk keputusan yang mungkin berbeda dari yang diinginkan orang tua, adalah bagian dari proses belajar mereka untuk menjadi individu yang mandiri.

Sebagai orang tua, penting untuk menjaga keseimbangan antara memberikan panduan dan mendukung otonomi anak. Panduan yang baik adalah yang diberikan dalam bentuk dukungan, bukan paksaan. Misalnya, alih-alih mengatakan, "Kamu harus memilih karier ini karena ini yang terbaik," orang tua bisa berkata, "Aku tahu ini keputusan besar, aku di sini kalau kamu butuh bantuan atau ingin berdiskusi." Dengan cara ini, anak-anak merasa dihargai dan didukung dalam perjalanan hidup mereka.

Menghormati perbedaan juga membantu membangun budaya keterbukaan dalam keluarga. Jika setiap anggota keluarga merasa bahwa pendapat mereka dihargai, mereka akan lebih cenderung untuk berbagi pikiran dan perasaan mereka tanpa takut dihakimi. Ini menciptakan lingkungan yang penuh kepercayaan, di mana setiap orang merasa aman untuk menjadi diri mereka sendiri.

Pada akhirnya, menghormati perbedaan pendapat dan pilihan hidup bukan hanya tentang menghindari konflik, tetapi juga tentang membangun hubungan yang berdasarkan saling menghargai dan cinta tanpa syarat. Ini adalah dasar dari hubungan keluarga yang kuat dan mendukung, di mana setiap individu merasa diterima dan didukung untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri, tanpa tekanan untuk memenuhi ekspektasi yang dipaksakan oleh orang lain.

4. Belajar dari Anak 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun