Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jarak Generasi, Mengapa Hubungan Orang Tua dan Anak Semakin Renggang?

4 Oktober 2024   16:12 Diperbarui: 4 Oktober 2024   16:12 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Teknologi 

Perkembangan teknologi yang pesat, terutama dalam bentuk perangkat digital dan akses internet yang mudah, telah mengubah cara anak-anak berinteraksi dan menghabiskan waktu. Banyak anak saat ini lebih memilih untuk menghabiskan waktu di dunia maya---bermain video game, bersosialisasi di media sosial, atau menonton konten digital---dibandingkan melakukan aktivitas bersama keluarga. Fenomena ini memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas waktu yang dihabiskan bersama keluarga dan dapat mengurangi ikatan emosional di antara anggota keluarga.

Salah satu dampak paling nyata adalah berkurangnya waktu berkualitas. Ketika anak-anak lebih fokus pada aktivitas digital, mereka cenderung melewatkan kesempatan untuk berinteraksi secara langsung dengan anggota keluarga. Momen-momen seperti makan malam bersama, berbicara tentang aktivitas sehari-hari, atau melakukan kegiatan bersama menjadi semakin jarang. Waktu yang seharusnya dihabiskan untuk membangun hubungan, berbagi pengalaman, dan saling memahami kini sering kali tergantikan oleh interaksi virtual.

Selain itu, waktu yang dihabiskan di dunia maya sering kali mengarah pada ketergantungan pada teknologi, di mana anak-anak merasa lebih nyaman berkomunikasi melalui pesan teks atau platform online daripada bertatap muka. Hal ini dapat mengakibatkan kesulitan dalam membangun keterampilan sosial yang penting, seperti komunikasi langsung, empati, dan pemecahan masalah dalam situasi nyata. Ketidakmampuan ini dapat menimbulkan kesenjangan dalam interaksi keluarga, di mana anak-anak merasa sulit untuk mengekspresikan diri atau memahami perspektif orang tua mereka.

Perbedaan dalam nilai dan preferensi penggunaan teknologi juga dapat menambah ketegangan antara generasi. Orang tua yang tumbuh di era sebelum internet sering kali merasa khawatir tentang pengaruh negatif dari teknologi, seperti paparan konten yang tidak pantas atau kurangnya aktivitas fisik. Ketika orang tua berusaha membatasi penggunaan teknologi, anak-anak mungkin merasa tertekan atau tidak dipahami, yang dapat mengarah pada konflik.

Di sisi lain, teknologi juga bisa menjadi alat untuk mendekatkan keluarga, jika digunakan dengan bijak. Kegiatan seperti video call, berbagi momen melalui media sosial, atau bermain game online bersama dapat menjadi alternatif untuk memperkuat ikatan keluarga. Namun, hal ini memerlukan kesadaran dan usaha dari semua anggota keluarga untuk menciptakan keseimbangan antara waktu yang dihabiskan di dunia maya dan waktu berkualitas bersama.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk berkomunikasi secara terbuka dengan anak-anak mengenai penggunaan teknologi, menciptakan aturan dan batasan yang sehat, serta mengajak anak-anak untuk terlibat dalam aktivitas keluarga yang menyenangkan dan bermanfaat. Dengan cara ini, diharapkan hubungan keluarga dapat terjaga dan terbangun meskipun di tengah perkembangan teknologi yang cepat.

3. Gaya Hidup 

Gaya hidup modern yang serba cepat dan cenderung individualistis juga memberikan dampak yang signifikan terhadap hubungan antara orang tua dan anak. Kesibukan masing-masing anggota keluarga, baik itu karena pekerjaan, sekolah, atau aktivitas pribadi, sering kali membuat sulit untuk meluangkan waktu bersama. Dalam banyak keluarga, waktu berkualitas bersama menjadi semakin jarang karena setiap orang terjebak dalam rutinitas harian yang padat dan tuntutan kehidupan yang semakin tinggi.

Orang tua, misalnya, sering kali sibuk dengan pekerjaan mereka. Dalam dunia yang kompetitif, banyak orang tua harus bekerja lebih lama atau bahkan membawa pekerjaan ke rumah, sehingga mereka kelelahan dan tidak memiliki cukup energi untuk berinteraksi dengan anak-anak mereka. Di sisi lain, anak-anak juga sibuk dengan berbagai kegiatan akademis dan ekstrakurikuler. Tuntutan pendidikan yang semakin tinggi membuat anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu di sekolah atau di tempat les, dan setelah itu, mereka sering masih terlibat dengan tugas-tugas sekolah yang menyita waktu.

Kesibukan ini membuat waktu yang dihabiskan bersama menjadi sangat terbatas, sehingga interaksi emosional antara orang tua dan anak pun berkurang. Makan bersama, bercakap-cakap tentang kehidupan sehari-hari, atau sekadar melakukan aktivitas santai bersama menjadi semakin sulit dilakukan. Dalam jangka panjang, kurangnya waktu bersama ini dapat mengakibatkan hubungan yang renggang dan kurangnya pemahaman antara kedua pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun