Pada sekitar 800.000 tahun yang lalu, peradaban yang dilengkapi dengan alat pengikis kulit ditemukan di China utara. Penemuan ini termasuk fosil manusia Peking Man di Beijing. Sementara itu, di dekat London, sekitar 400.000 tahun yang lalu selama periode interglasial yang hangat, juga ditemukan bukti penggunaan pengikis kulit. Melalui penemuan ini, diketahui bahwa manusia pada masa itu menggunakan pakaian sederhana seperti jubah untuk melewati musim dingin, berdasarkan kondisi iklim dan alat yang ditemukan.
2. Penemuan di Kaukasus dan Afrika Selatan
Pada sekitar 300.000 tahun yang lalu, arkeolog menemukan alat pisau di kawasan Kaukasus. Penemuan ini menunjukkan adanya perkembangan dalam teknologi pembuatan pakaian. Lebih jauh lagi, pada sekitar 75.000 tahun yang lalu, selama fase yang sangat dingin, ditemukan alat pisau dan penusuk di Afrika Selatan. Alat-alat ini digunakan untuk memotong dan menjahit kulit binatang menjadi pakaian yang lebih kompleks dan lebih efektif dalam memberikan perlindungan dari cuaca ekstrem.
3. Penemuan di Eropa dan Spanyol
Salah satu penemuan penting lainnya adalah jarum bermata yang ditemukan di Eropa dari era yang sangat dingin pada siklus glasial terakhir sekitar 22.000 tahun yang lalu. Jarum ini, yang terbuat dari tulang, memungkinkan manusia purba untuk menjahit bahan-bahan dengan lebih efektif, menciptakan pakaian yang lebih baik dalam melindungi tubuh dari cuaca dingin.
Selain itu, ditemukan juga sepotong lempengan tulang dengan 28 bekas tusukan yang teratur dalam satu garis di Spanyol, yang berusia sekitar 40.000 tahun. Pada awalnya, para arkeolog mengira tusukan tersebut merupakan pola dekoratif atau jenis notasi awal yang digunakan untuk menandai fase bulan. Namun, penelitian lebih lanjut yang dipublikasikan dalam makalah Science Advances menunjukkan bahwa artefak tersebut digunakan sebagai papan untuk melubangi kulit saat orang zaman es membuat pakaian.
4. Eksperimen dan Bukti Tambahan
Hal ini dibuktikan melalui eksperimen yang dilakukan oleh para peneliti dengan menduplikasi tusukan menggunakan teknik kerajinan zaman es pada kulit kelinci yang bertumpu pada tulang rusuk sapi. Hasil eksperimen tersebut menunjukkan bahwa tusukan pada tulang rusuk yang dihasilkan secara mikroskopis tidak bisa dibedakan dengan artefak yang ditemukan di Spanyol. Dengan demikian, artefak tersebut merupakan alat yang digunakan untuk melubangi kulit saat membuat pakaian, bukan hanya dekorasi atau notasi.
Penemuan berbagai artefak seperti pengikis kulit, pisau, penusuk, dan jarum bermata menunjukkan bahwa manusia purba telah mengembangkan berbagai teknologi untuk membuat pakaian yang membantu mereka bertahan dalam kondisi lingkungan yang keras. Alat-alat ini tidak hanya menunjukkan kemampuan teknis manusia purba, tetapi juga kreativitas dan adaptabilitas mereka dalam menghadapi tantangan alam. Dengan menggunakan alat-alat tersebut, mereka mampu menciptakan pakaian yang efektif dalam memberikan perlindungan dan kenyamanan, memungkinkan mereka untuk hidup dan berkembang dalam berbagai kondisi iklim.
C. Asal Usul Pakaian Paleolitik
Pada masa paleolitik, manusia purba tidak hanya menggunakan pakaian sebagai pelindung dari kondisi cuaca ekstrem, tetapi juga sebagai sarana untuk mengekspresikan identitas dan status sosial mereka. Mereka menghiasi tubuh dengan cat dan tato, namun bagi kelompok yang tinggal di iklim dingin, cara ini tidak memadai karena mereka perlu menutupi tubuh untuk menjaga kehangatan. Sebagai gantinya, mereka menggunakan aksesoris pada pakaian mereka untuk menunjukkan ekspresi diri dan identitas seperti jenis kelamin, klan, atau profesi.